BPOM AS Restui Vaksin Booster Covid-19 dengan Merek Berbeda

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 19/10/2021 20:45 WIB
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) berencana mengizinkan penggunaan dosis penguat vaksin Covid-19 dengan merek yang berbeda dengan yang digunakan sebelumnya.

Mengutip Straits Times, langkah ini diambil setelah melihat antibodi penerima dosis tunggal Johnson & Johnson (J&J) yang menerima booster Moderna meningkat 76 kali dalam 15 hari. Hal ini mendorong agar penerima vaksin dapat diberi dosis penguat yang berbeda.

"Jika Anda melihat datanya, sepertinya lebih baik," kata Dr Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia. "Saya pikir kita harus bergerak cepat karena ini sudah terjadi."


Rencananya, kebijakan ini akan dibahas dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Kamis mendatang. Hal ini dibutuhkan agar FDA mampu mengeluarkan izinnya untuk penggunaan ini.

J&J bulan lalu menyebut bahwa suntikan penguat vaksin besutannya itu efektif 94% dalam melawan Covid-19. Vaksin yang semestinya disuntikkan satu kali saja itu disebut akan lebih kuat bila diperkuat dengan satu suntikan booster. Booster itu meningkatkan kadar antibodi empat hingga enam kali lipat dibandingkan dengan satu suntikan saja.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan rencana bulan lalu untuk meluncurkan suntikan penguat bagi orang-orang yang menerima vaksin Moderna dan Pfizer. Komite penasihat FDA pada pekan lalu dengan merekomendasikan suntikan booster Pfizer kepada orang-orang berusia 65 tahun ke atas.

Meski begitu, suntikan booster ini sempat ditentang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut bahwa vaksin booster hanya membuat kelangkaan vaksin yang menyulitkan beberapa negara yang belum memiliki vaksin yang cukup untuk mempercepat programnya dalam menghadapi pandemi.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Batubara Sebagai Tulang Punggung Ketahanan Energi Nasional