
Ramalan Ngeri Pengusaha Soal Harga Komoditas: Naik Terus!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga batu bara membuat bos-bos pabrik gerah. Pasalnya, batu bara banyak digunakan sebagai pembangkit energi di banyak pabrik. Kalangan pengusaha menilai kenaikan ini bakal terus menjadi tren sampai awal tahun 2022 mendatang.
"Gejolak terlanjur mempengaruhi semua, China juga mulai pemadaman bergilir, Inggris juga, makanya batu bara naik tinggi, ini akan sampai Januari, baru potensi turun di Februari (2022)," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik & Plastik Indonesia Fajar Budiono kepada CNBC Indonesia, Senin (18/10/21).
Di sisi lain, kenaikan harga batu bara membawa sentimen terhadap harga komoditas lain yang ikut terkerek, misalnya gas bumi. Harga gas alam dunia melaju kencang pada 2021 bahkan menyentuh harga tertinggi sejak 2014. Sejak awal tahun, kenaikan harga gas alam tercatat 107,9% year-to-date (ytd) menjadi US$ 5,445 MMBtu beberapa hari lalu.
"Kebetulan sekarang masih musim dingin, yang pro green kencang mendorong agar meninggalkan batu bara, namun nampaknya belum siap. Misalnya harga gas sudah naik 2,5 x lipat, harga komoditas naik semua," ujar Fajar.
Kelangkaan persediaan di tengah naiknya permintaan gas untuk energi menjadi pendorong harga gas alam melesat pada tahun 2021. Sayangnya, keadaan ini membuat krisis energi di beberapa negara seperti Inggris, China, India, Lebanon, dan bukan tidak mungkin terus meluas sehingga menjadi krisis energi dunia.
Tidak ketinggalan, komoditas lain pun mengalami hal serupa, yakni kelapa sawit mentah (crude palm oil). Harga kontrak futures (berjangka) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di bursa Malaysia Derivative Exchange, pada Jumat (15/10) ditutup melesat 1,72%.
Sebelumnya, pada Rabu (13/10) harga CPO sempat ditutup ke level MYR 5.021 /ton dan merupakan harga tertinggi sepanjang masanya (all time high/ATH). Meskipun sudah naik tinggi sepanjang tahun ini, harga CPO diperkirakan akan tetap kuat hingga akhir 2021.
"Kalau melihat sampai akhir tahun masih ada kebutuhan lebih tinggi karena musim dingin crude oil akan susah kembali ke 70 USD. Paling ngga ini akan naik-naik lagi di tiap bulannya," sebut Fajar.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek! Daftar Raja Komoditas-Komoditas Tambang Andalan RI