Jelang Akhir Tahun, Pemerintah Antisipasi Gelombang 3 Covid

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
16 October 2021 18:21
Petugas damkar menyemprot disinfektan kepada bus yang tiba dari daerah di terminal Kp Rambutan, Rabu, 19/5. Pasca berakhirnya peraturan larangan mudik Lebaran 2021, Terminal Kampung Rambutan kembali beroperasi melayani perjalanan ke luar kota dan ramai oleh penumpang tujuan Sumatra yang tidak kembali ke kampung halamannya pada Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah lalu. Pantauan CNBC Indonesia pemudik dari luar Jabodetabek yang mulai berdatangan di terminal yang berlokasi di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur itu langsung disemprot disinfektan. Petugas juga melakukan tes rapid antigen secara acak bagi penumpang yang datang dari luar Jabodetabek. Pemandangan lain dilokasi keberangkatan juga ramai warga yang hendak pergi keluar kota. Terminal Kampung Rambutan menjadi salah satu terminal di Jakarta yang ditutup sementara selama periode larangan mudik Lebaran, 6-17 Mei 2021. Layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) tidak beroperasi selama periode tersebut.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Terminal Kp. Rambutan Saat Dibuka Lagi Usai Penutupan Sementara Saat Larangan Mudik. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gelombang ke-3 Covid-19 pada akhir tahun, yang bersamaan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama libur Natal dan tahun baru.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, mengatakan pemerintah menjalankan enam strategi utama untuk mengantisipasi gelombang ke-3 Covid-19 yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2021.

"Keberhasilan kita saat ini dalam menurunkan kasus Covid-19 tak boleh putus," ujar Johnny dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/10/2021).

Strategi ini dilaksanakan dengan berkaca pengalaman tahun lalu, di mana mobilitas masyarakat cenderung meningkat selama libur Natal dan tahun baru, yang menyebabkan angka kasus dan angka kematian Covid-19 melonjak tajam.

Adapun sinergi sejumlah langkah antisipasinya, pertama, memastikan pelonggaran aktivitas diikuti pengendalian lapangan yang ketat.

"Kami ingatkan sekali lagi, penurunan level PPKM bukan berarti masyarakat bisa euforia. Kita harus tetap waspada menerapkan protokol kesehatan dan membatasi mobilitas," tutur Johnny.

Kedua, pemerintah terus berupaya meningkatkan laju vaksinasi lansia, terutama di wilayah aglomerasi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Tujuannya untuk menekan angka kematian dan perawatan rumah sakit apabila terjadi gelombang berikutnya.

Ketiga, masih terkait vaksinasi, pemerintah juga mendorong percepatan vaksinasi anak, agar saat libur Natal dan Tahun Baru imunitas anak sudah terbentuk.

Keempat, seiring dibukanya penerbangan internasional, pemerintah berkomitmen menertibkan mobilitas pelaku perjalanan internasional dengan aturan prokes ketat, utamanya ke Bali. Hal ini menyusul dibukanya Bandara Ngurah Rai pada 14 Oktober 2021.

Kelima, memperkuat peran pemerintah daerah dalam mengawasi kegiatan dan mengedukasi warga di daerah tentang rincian protokol kesehatan yang harus dijalankan.

Keenam, terus mengkampanyekan protokol kesehatan guna meningkatkan kedisiplinan masyarakat. Lebih lanjut, pemerintah juga mengimbau panitia penyelenggara Natal untuk mematuhi SE Menag No. 29 tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Keagamaan. Tujuannya untuk menekan risiko penularan Covid-19, sekaligus memberi rasa aman pada masyarakat yang merayakan Natal.

"Butuh kerja sama yang baik dari seluruh pihak agar Indonesia berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional. Disiplin 3M, 3T, vaksinasi, dan implementasi teknologi informasi seperti PedulilLindungi, menjadi kuncinya," pungkas Johnny.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Zona Bebas Covid Kian Meluas, Gelombang 3 Dipukul Mundur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular