Gara-gara Ulah BUMN, Jokowi: Saya Sering Dibuat Malu!

News - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 October 2021 16:40
Jokowi Bertemu Bos BUMN (Laily Rachef Biro Pers Sekretariat Presiden) Foto: Jokowi Bertemu Bos BUMN (Laily Rachef Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) geram karena begitu banyak kesempatan BUMN di Indonesia untuk diajak kerjasama oleh perusahaan multinasional, tapi ajakan kerjasama itu tidak disambut dengan baik.

"Kita sudah bukain pintu, gak ada respons apa-apa ya gimana. Kadang saya sering malu," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Kabupaten Manggarai Barat, yang disiarkan dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (16/10/2021).

Jokowi menceritakan, bagaimana Perdana Menteri India Narendra Modi datang langsung ke Indonesia untuk mengajak kerjasama perusahaan pelat merah di dalam negeri.

Bahkan, kata Jokowi, perdana menteri India tersebut sampai menanyakan dirinya hingga berulang kali untuk memastikan. Namun, tidak satu pun BUMN yang bergerak dibidang kesehatan meresponnya.

"India datang sendiri Perdana Menteri Narendra Modi. Di sini gak merespon, gimana. Sampai nanyain dua kali ke saya, sudah mengirim tim ke sini, tidak ada tindak lanjut. Karena paling pas harus dari sana, murah. Obat-obat generik. Ini ada apa?," ujarnya.

"Yang penting lagi, bahan baku obat. Kita ini sumber bahan baku banyak sekali," kata Jokowi melanjutkan.

Bukan hanya BUMN yang bergerak di bidang kesehatan, kata Jokowi hal sama juga terjadi pada BUMN di bidang pangan. Padahal pangan merupakan salah satu sektor penting untuk membuat masyarakat bisa bertahan hidup.

Terlebih Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) telah menghimbau adanya ancaman ketahanan pangan karena perubahan iklim.

Menurut Jokowi, ketahanan pangan sangat penting bagi sebuah negara dan sudah diprediksi akan terjadi krisis pangan. Oleh karena itu, kerjasama dengan perusahaan swasta, baik dari dalam negeri dan luar negeri sangat dibutuhkan.

Indonesia saat ini, kata Jokowi masih memiliki lahan yang begitu luas, namun untuk menggarap itu semua BUMN tidak bisa sendirian. Karena membutuhkan modal yang sangat besar dan teknologi untuk membangunnya.

"Tujuh tahun lalu saya datang ke Merauke, itu lahan hamparan datar sekali, airnya melimpah. Kalau digabung ada 4,2 juta hektar. Tapi gak mungkin BUMN kita sendirian kesana, gak mungkin," ujarnya.

"Pertama membutuhkan modal yang sangat besar. Kedua, memerlukan teknologi, itu yang kita belum memiliki kemampuan ke sana, sehingga sekali lagi cari partner. Banyak sebelumnya, tapi kita sendiri gak pernah merespon sih," kata Jokowi geram sambil mengetuk-ngetukan jari di podiumnya.

Jokowi pun meminta agar BUMN berpikir lebih luas, karena pembangunan lahan pangan dibutuhkan investasi yang besar, bahkan hingga ribuan triliun.

"Kalau mau gede ya memang harus berpikiran gede. Kita mau gede, mimpinya kecil gimana. Itu baru satu lokasi, belum lokasi-lokasi yang banyak sekali yang memungkinkan untuk dibuat food estate apapun. Entah itu beras, jagung, atau lain-lain," kata Jokowi melanjutkan.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jokowi Bubarkan 3 BUMN: Bhanda Ghara Reksa, Perinus dan Perta


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading