
Tak Hanya Baju, Kertas Juga Bisa Mahal Efek Batu Bara Nanjak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga batu bara bakal berefek besar terhadap produksi barang di sektor hilir. Tidak hanya baju, salah satu yang bakal terkena dampak adalah kertas. Industri ini menggunakan batu bara sebagai salah satu opsi dalam sumber energi.
"Kita belum ada kajian ini (tapi) sementara memang ada pengaruhnya (kenaikan biaya produksi)," kata Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/10/2021).
Ia menerangkan batu bara hanya salah satu dari sekian banyak pilihan sumber energi. Karenanya, bagi industri yang tidak menggunakan batu bara, maka dampaknya tidak terlalu signifikan. Sebaliknya bagi industri yang dominan menggunakan komoditas ini dampaknya akan besar.
"Kalau kita bervariasi, industri kertas macam-macam, ada yang pakai kulit kayu, ada yang pake gas, batubara, listrik," ujar Aryan.
Dalam laporan Kebutuhan Energi pada Industri Pulp dan Kertas Indonesia dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian (Pusdatin Kemenperin) tahun 2019, penggunaan energi fosil didominasi oleh batu bara, yakni sebesar 76,5 % atau sekitar 6.577.804 ton per tahun (untuk batu bara low rank). Sementara gas alam sekitar 20 % atau sebesar 32.619.994 mmbtu.
Kemudian kebutuhan biomass dari luar proses sekitar 17,5 % yang datang dari bark (kulit kayu), tandan kosong, cangkang sawit, fiber sawit, dan sebagainya.
Namun, masing-masing perusahaan memiliki kebijakan sendiri dalam penerapan kebijakan energi. Misalnya PT Riau Andalan Pulp dan Kertas (RAPP/April Group) menggunakan 54% energinya dari batu bara. Sementara itu, PT Fajar Surya Wisesa yang memproduksi kertas dari bahan baku kertas bekas menggunakan 40,84% batu bara, 36,01% gas alam dan sisanya plastik dan PLN.
"Kalau struktur biaya (produksi) 5% ya kira-kira dampaknya bisa keliatan, tapi nggak semua pake batu bara karena campuran biasanya," jelasnya.
Selain kenaikan biaya produksi, salah satu penyebab kenaikan harga terletak pada bahan baku.
"Yang dominan bahan bakunya, kalau bahan baku kaitannya dengan harga," ujarnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret 'Sesaknya' Jalur Utama Tongkang Batu Bara di Sungai Mahakam