PPKM Darurat Makan Korban Lagi! Manufaktur RI Loyo

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 October 2021 10:12
Pembeli memilih kain di salah satu toko tekstil di Pasar Baru, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Pemerintah didesak untuk segera memberlakukan penerapan safequard atau perlindungan karena makin markanya produksi tekstil impor di Indonesia. Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Rizal Tanzil Rakhman menyebutkan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sektor kain atau garmen saat ini tengah menghadapi gempuran impor kain yang mencapai 46 persen. Pantauan CNBC Indonesia kain didatangkan langsung dari Tiongkok, India dan Italia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Garmen (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan aktivitas manufaktur Tanah Air pada kuartal III-2021 menurun dari kuartal sebelumnya. Penurunan itu membawa aktivitas manufaktur ke zona kontraksi.

Pada Rabu (13/10/2021), Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) periode kuartal III-2021 tercatat 48,75%. Turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 51,45%.

Seperti Purchasing Managers' Index (PMI) versi IHS Markit, PMI-BI juga menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Pembacaan di bawah 50 mengindikasikan dunia usaha sedang dalam fase kontraksi, bukan ekspansi.

"Namun demikian, penurunan tersebut relatif tidak sedalam triwulan III 2020 yang mencapai 44,91%. Penurunan PMI-BI tersebut sejalan dengan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang sedikit terkontraksi di tengah kebijakan pembatasan mobilitas pada triwulan III 2021," sebut keterangan tertulis BI.

Penurunan aktivitas, lanjut laporan BI, terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, terutama Penerimaan Barang Pesanan Input, Total Karyawan, Volume Produksi dan Volume Persediaan Barang Jadi yang berada dalam fase kontraksi. Secara subsektor, mayoritas responden mengalami penurunan kinerja pada triwulan III 2021, dengan indeks terendah pada subsektor Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya, subsektor Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya, serta subsektor Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet.

Pada kuartal-IV 2021, BI memperkirakan sektor manufaktur Ibu Pertiwi kembali ke zona ekspansi dengan proyeksi PMI-BI di 51,17%. Peningkatan PMI-BI didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, terutama Volume Produksi, Volume Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi yang berada pada fase ekspansi. Mayoritas subsektor diprakirakan akan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor Kertas dan Barang Cetakan serta subsektor Semen dan Barang Galian Non Logam.


(aji/aji) Next Article Aktivitas Manufaktur RI Naik di Kuartal II-2021, Tapi...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular