Dana Mega Proyek Kereta Cepat Bengkak, Begini Rinciannya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
12 October 2021 20:45
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memperkenalkan tipe CR400AF.  (Dok: KCIC)
Foto: PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memperkenalkan tipe CR400AF. (Dok: KCIC)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung mengalami pembengkakan biaya yang diestimasi mencapai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 22 triliun (Rp 14.100/US$). Menurut Manajemen Kereta Cepat Indonesia China, banyak penambahan biaya yang mengakibatkan nilai proyek ini naik.

GM Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya, mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi pembengkakan biaya, salah satunya adalah pengadaan lahan.

"Di lapangan biaya proyek ini bertambah seperti harus merelokasi fasilitas umum dan sosial yang dilewati trase. Di situ terjadi penambahan luas lahan karena harus merelokasi fasilitas umum mengganti lahan baru itu menyebabkan penambahan biaya," katanya dalam Evening Up, CNBC Indonesia, Selasa (12/10/2021).

Selain itu ada penggunaan frekuensi GSM-R atau Global System for Mobile Communication yang biasa dipakai untuk telekomunikasi persinyalan kereta, yang juga membuat biaya membengkak. Menurut Soraya pada anggaran awal mengacu bench mark di China. Dimana disana tidak harus membayar frekuensi GSM-R ini kepada siapa pun.

"Jadi kalau di sini kebijakanya lain jadi harus ada biaya investasi yang dikeluarkan dan ini di luar anggaran awal karena tadi Benchmark di China," katanya.

Tidak hanya itu, Soraya mengatakan pembengkakan biaya terjadi juga karena ada biaya instalasi untuk PLN. Ini adalah biaya yang harus ditanggung KCIC.

"Hal lain seperti pekerjaan variation order di konstruksi, ada financing cost juga juga pekerjaan lain untuk penyelesaian proyek ini," katanya.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan alasan dibalik proyek ini membengkak, karena proyek ini challenging. Serta ada hal yang di luar perkiraan awal, terutama karena kondisi geografis wilayah Jawa Barat.

"Contoh ada satu tunnel yang mendekat ke arah Bandung, di dalam itu ada batu yang tidak bisa di bor jadi harus di blasting (peledakan) ini makanya terjadi pembengkakan biaya," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bocoran Terbaru Jalur KA Cepat Jakarta-Surabaya, Ternyata Lewat Sini

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular