FOTO

Geliat Pabrik Pewarna dan Pencucian Pakain di Saat Pandemi

CNBC Indonesia/Tri Susilo, CNBC Indonesia
Selasa, 12/10/2021 17:50 WIB

Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan.

1/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (11/10/2021).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

2/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

3/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

4/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

5/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan Covid-19. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

6/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk-produk TPT secara keseluruhan.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

7/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

"Di tengah pandemi Covid-19 kita tidak beroperasi sama sekali tetapi sejak pelonggaran PPKM dari level ke level kita sudah mulai beroperasi," jelas Helmi, pemilik usaha. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

8/8 Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan dan pencucian pakaian di salah satu pabrik dikawasan Jakarta, Selasa (11/10/2021). Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) mengalami pasang surut sejak pandemi Covid-19 sejak beberapa tahun belakangan. Setelah sebelumnya berhasil bangkit kembali pada kuartal IV 2020, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada tahun ini kembali bergeliat. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66% dari total ekspor TPT Indonesia. Tekanan terhadap industri TPT setidaknya masih terjadi hingga paruh pertama 2021. Kinerja TPT sedikit terbantu oleh adanya permintaan Alat Pelindung Diri atau APD untuk keperluan penanganan COVID-19. Namun permintaan terhadap APD tersebut tidak cukup besar untuk menutupi turunnya penjualan produk produk TPT secara keseluruhan. Menurut owner Helmi

Dibantu dengan 60 karyawan setiap harinya, pabrik ini bisa mengerjakan hingga 5.000 pcs pakaian. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)