WHO & Nakes Teriak soal Ancaman Besar Manusia Selain Covid-19
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sekitar tiga perempat pekerja perawatan kesehatan global pada Senin (11/10/2021) menyerukan negara-negara dunia untuk meningkatkan kebijakannya terhadap perubahan iklim yang mulai mengancam.
Mengutip Reuters, jelang konferensi iklim COP26, badan PBB itu menyerukan tindakan transformasional di setiap sektor termasuk energi, transportasi dan keuangan. Mereka juga menyebut tindakan ini harus tetap dilakukan meski ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan.
"Pembakaran bahan bakar fosil membunuh kita. Perubahan iklim adalah satu-satunya ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia," kata WHO, dikutip Selasa (12/10/2021).
Tidak jelas secara pasti berapa banyak populasi dunia yang terkait langsung dengan perubahan iklim. Namun Maria Neira dari WHO mengatakan sekitar 80% kematian akibat polusi udara dapat dicegah melalui kepatuhan terhadap pedoman perubahan iklim.
"Kesehatan kita tidak dapat dinegosiasikan: kita akan melakukan negosiasi iklim, kita menegosiasikan banyak hal, tetapi kehidupan seorang anak tunggal apakah itu hilang karena polusi udara atau perubahan iklim bukanlah sesuatu yang harus ada di atas meja," katanya.
Sementara itu,Ruth Etzel dari International Pediatric Association menyatakan bahwa tindakan menyelamatkan iklim dunia harus dilakukan segera agar menghindari kematian anak-anak yang seringkali terjadi karena efek polusi.
"Dokter anak berbicara karena kami melakukan pencegahan, kami memberikan imunisasi untuk mencegah penyakit menular dan kami berbicara sekarang karena kami tahu bahwa kesehatan masyarakat dan kesehatan iklim adalah satu," ujarnya.
Sejauh ini beberapa negara sudah mulai mengalami efek langsung dari naiknya iklim bumi. Terbaru, Italia dan Oman dilaporkan mulai mengalami fenomena hujan dahsyat yang terkait dengan bencana ekologis itu.
Ilmuwan mengatakan bahwa ini merupakan dampak pemanasan bumi yang membuat lebih banyak air yang terserap. "Frekuensi dan intensitas kejadian hujan lebat telah meningkat sejak 1950-an di sebagian besar wilayah daratan," menurut laporan PBB tentang perubahan iklim yang dikutip pekan lalu.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang terancam dengan perubahan iklim. Hal ini diingatkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beberapa bulan lalu.
"Departemen Pertahanan mengatakan apa ancaman terbesar yang dihadapi Amerika:perubahaniklim," tegasnya dalam pidato itu sebagaimana dipublikasikan whitehouse.gov, pada Juli lalu
"...Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?"
(sef/sef)