Faisal Basri Kritik Tajam Proyek Kereta Cepat JKT-BDG, Why?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri, menilai ada sejumlah pembangunan proyek infrastruktur transportasi yang tidak tepat di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu diungkapkannya dalam webinar 'Analisis Lingkungan Ekonomi dan Bisnis Terhadap Disrupsi di Sektor Transportasi', Jumat (8/10/2021).
Ia mencontohkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
"Kereta cepat rata-rata 500 km rutenya, ini cuma 100 km. Jadi gak bisa kereta cepat itu. Jalan bentar lalu sampai. Rusaklah kereta-nya. Ini proyek properti atau proyek kereta, karena di ujung Bandung itu Summarecon lewat Walini, ada Lippo Group juga. Ini perlu pemahaman ekonomi politik dalam kebijakan publik," kata Faisal.
"Maka dibikin desain belawan untuk domestik, Kuala Tanjung internasional. Tapi tidak laku. Lalu saya diundang riset proyek membuat Kuala Tanjung ramai, namanya Sumatra Food Estate," ujarnya
Solusi itu tidak memecahkan masalah, menurut Faisal. Jadi proyek Sumatera Food Estate dibuat untuk menutupi kesalahan dari desain, namun malah tambah membuat kacau.
"Nanti kasihan Pak Jokowi kalau banyak proyek mangkrak nanti dicaci maki rezim penggantinya," katanya.
Faisal juga menyinggung proyek KA Trans Sulawesi. Menurut dia, letak dan lokasi Sulawesi tidak cocok dihubungkan dengan kereta api. Lebih cocok menggunakan kapal Ro-Ro yang beroperasi 24 jam.|
[Gambas:Video CNBC]
Faisal Basri: Tambah Bansos Rakyat, Hentikan Kereta Cepat!
(miq/miq)