Produksi Minyak 1 Juta Barel Tercapai, RI Hemat Rp200 T/Tahun

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
08 October 2021 12:50
minyak lepas pantai
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030 mendatang.

Bila target ini terwujud, maka ini bisa menekan impor minyak RI sebesar 1,1 juta bph menjadi hanya sekitar 324 ribu bph. Alhasil, RI bisa menghemat devisa sebesar US$ 14,1 miliar atau sekitar Rp 201,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) per tahun hingga 2040.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji.

"Dengan tercapainya target produksi minyak 1 juta bph akan menekan impor minyak dari 1,1 juta bph menjadi 324.000 bph dan penghematan devisa hingga 2040 sebesar US$ 14,1 miliar per tahun," tuturnya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, dikutip Jumat (08/10/2021).

Dia mengatakan, demi mencapai target tersebut, Menteri ESDM telah membentuk tim satuan tugas (task force).

"Untuk mendukung (target) itu, telah dibentuk task force demi mempercepat produksi," ungkapnya.

Dia menjelaskan, terdapat enam task force di masing-masing program untuk memonitoring, pengawasan hingga perencanaan pada program percepatan Plan of Development (POD), percepatan pengeboran, pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR), insentif fiskal, migas non konvensional, dan eksplorasi.

Menurut Tutuka, adanya tim task force membuat pemerintah semakin optimistis dapat mencapai target tersebut dengan tetap mengedepankan keselamatan migas. Terlebih, konsumsi minyak Indonesia lebih besar dibandingkan produksi. Sedangkan gas, kondisinya lebih baik dengan surplus produksi serta cadangan yang lebih besar.

Saat ini, Direktorat Jenderal Migas bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah mengidentifikasi profil produksi yang direncanakan dari masing-masing KKKS.

"Tim dari Ditjen Migas sudah mengkonfirmasi ke KKKS dan menghasilkan profil tidak jauh dari 1 juta bph. Kemudian, SKK Migas menambahkan menjadi 1 juta bph," Tutuka menambahkan.

Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi peningkatan produksi yaitu program kerja rutin seperti infill drilling/step out pada lapangan existing dan work over/well service. Selain itu, dilakukan percepatan transformasi resources menjadi produksi, dengan mempercepat POD baru dan POD pending.

"Program peningkatan produksi juga dilakukan dengan penggunaan Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti chemical EOR, CO2 injection, dan steamflood (injeksi uap) ," tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga berencana menggeser lokasi eksplorasi dari yang semula fokus di wilayah Barat Indonesia ke wilayah Timur.

"Bagian Barat sudah sedemikian padat dieksploitasi dan eksplorasi, sedangkan bagian Timur spot-nya masih sedikit. Ini tantangan kita semua," ujarnya.

Upaya ini mendapat dukungan dari Dewan Pengawas Perkumpulan Ahli Keselamatan dan Keteknikan Minyak dan Gas Bumi Indonesia (PAKKEM) Waluyo. Ia mengatakan, Badan Usaha/Bentuk Usaha Tetap pasti melakukan serangkaian kegiatan seperti peningkatan kapasitas demi mendukung target capaian tersebut.

Di sisi lain, peralatan atau aset migas dari proyek-proyek tersebut pasti ada yang sudah berusia tua. Oleh karena itu, untuk menjaga keselamatan migas, perlu dilakukan inspeksi, evaluasi peralatan, serta analisa resiko.

"Dari analisa risiko itu kita bisa melihat apakah risiko dari kegiatan-kegiatan tersebut masih toleran atau tidak. Kalau seandainya masih toleran, maka bisa dilanjutkan. Tapi kalau tidak, maka harus dilakukan perlakuan resiko seperti renovasi dan perbaikan-perbaikan," jelas Waluyo.

Optimisme pemerintah terhadap target produksi migas pada 2030 mulai nampak dari semakin membaiknya cadangan migas nasional. Berdasarkan rilis resmi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), cadangan migas diperkirakan melampaui target di tahun 2021.

Tercatat sampai September 2021, capaian rasio penambahan cadangan terhadap produksi yang telah dikuras atau Reserve Replacement Ratio (RRR) telah memberikan tambahan cadangan migas sebesar 521 MMBOE atau setara dengan 83,3% dari keseluruhan target tahun 2021 sebesar 625 juta barel setara minyak atau MMBOE.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara menyatakan, dengan realisasi tersebut, maka prognosa capaian RRR di bulan November 2021 akan mencapai sekitar 134% karena penambahan cadangan migas secara signifikan diperkirakan akan terjadi di dua bulan terakhir tahun 2021.

SKK Migas memperkirakan setidaknya capaian RRR di akhir tahun adalah sebesar 186%. Bahkan, bisa meningkat hingga 240% apabila usulan insentif disetujui oleh pemerintah.

"Jika semuanya berjalan lancar, maka diperkirakan di akhir tahun ini RRR bisa mencapai 240%. POD yang masih dalam proses pembahasan tersebut akan memberikan tambahan cadangan migas yang sangat besar," kata Benny.

Salah satu strategi peningkatan produksi migas yakni upaya mempercepat Resource to Production (R to P). Keberhasilan pembahasan POD tidak hanya berdampak pada capaian RRR, tetapi juga langkah penting untuk upaya mencapai target produksi 1 juta bph minyak dan gas 12 bscfd gas pada 2030.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi pun mengungkapkan apresiasi terhadap capaian tersebut.

"Ini jadi modal berarti buat mencapai apa yang sudah kami targetkan terhadap produksi migas di tahun 2030. Kementerian tengah koordinasi dengan Kementerian Keuangan. Kita sedang siapkan satu proposal ke untuk bisa memberi keringanan fiskal lebih lanjut," ungkap Agung.

Sebagai informasi, RRR adalah perbandingan penambahan cadangan terbukti migas terhadap produksi secara keseluruhan pada relatif tahun tertentu. RRR dapat dinyatakan dalam persen.

Nilai RRR minimal supaya cadangan tidak habis yaitu 100%, yang artinya setiap dilakukan produksi sebanyak 1 satuan berat, ditemukan cadangan baru sebanyak 1 satuan berat pula. Semakin besar nilai RRR, maka semakin besar jumlah cadangan yang dimiliki suatu negara.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Ada 800x Gangguan Operasi Migas di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular