Bukti Konkret Krisis Listrik di China Benar-benar Gawat!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
30 September 2021 16:35
China's Chen Meng, left, and Sun Yingsha hold their national flag after winning the table tennis women's singles gold medal match at the 2020 Summer Olympics, Thursday, July 29, 2021, in Tokyo. (AP Photo/Kin Cheung)
Foto: AP/Kin Cheung

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis listrik diĀ China semakin gawat. Pemadaman listrik terus menerus di berbagai wilayah mengancam pertumbuhan ekonomi dan mengganggu rantai pasokan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Pabrik-pabrik barang elektronik hingga celana jeans di provinsi Guangdong kena getah. Pabrik yang mendukung rantai pasok produsen makanan ringan China Toly Bread hingga pemasok onderdil atau bagian-bagian mobil listrik, Tesla, semakin terganggu.

Dilansir dari AFP, beberapa mesin yang membutuhkan daya listrik besar di beberapa pabrik telah dimatikan. Jam kerja juga telah dikurangi, dijatah atau dibagi per shift untuk mengurangi beban listrik pada jaringan lokal.

"Tetapi kami masih meminta pemasok untuk memenuhi tenggat waktu mereka dan meminta mereka untuk melakukan shift malam atau menggunakan generator mereka sendiri untuk memastikan produksi berjalan lancar," kata Sherman Chan, wakil manajer umum di pabrikan televisi Shenzhen Express Luck, dikutip Kamis (30/9/2021).

"Kami juga menghadapi kenaikan biaya, karena pemasok harus menambah modal untuk menyelesaikan pekerjaan," tambahnya.



Sementara itu, di kota Dongguan para pekerja didorong bekerja hingga batas kemampuannya.

"Kami bekerja semalaman kemarin, dan kami bekerja semalaman lagi hari ini," kata Cui, seorang pekerja gudang di sebuah pabrik sepatu yang terpaksa menghentikan produksi siang hari hampir sepanjang minggu terakhir.

"Tentu saja kami tidak senang ... tapi kami akan mengikuti jam-jam saat pembatasan listrik berlangsung," tambahnya, menolak memberikan nama lengkapnya.

Xu, seorang karyawan di sebuah pabrik yang membuat alat kelengkapan pipa logam, mengatakan pemadaman menurunkan produksi hampir 40% bulan ini.

"Kami tidak dapat melakukan produksi secara normal," katanya seraya menambahkan mesin pabrik membutuhkan waktu berjam-jam untuk berfungsi dengan benar.

Krisis listrik di China terjadi ketika permintaan energi negara itu melonjak melewati tingkat pra-pandemi. Namun, pembatasan impor batu bara dari Australia akibat pertikaian politik, menekan pasokan komoditas itu.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Dihantui Krisis Listrik, Inilah Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular