
Bunda, Ini Ngerinya Jika Anak Terus Belajar Jarak Jauh...

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menjabarkan potensi memudarnya capaian belajar dan memburuknya kesehatan psikis anak-anak jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus berlangsung.
Pemerintah dalam beberapa waktu terakhir terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat dan strategi pengendalian Covid-19 di sekolah.
"[Anak-anak] kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini," ungkap Nadiem, dikutip laman resmi Kemendikbudristek, Kamis (30/9/2021).
Nadiem menambahkan, banyak anak-anak yang terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi. Gejala yang dialami antara lain kesepian hingga trauma.
"Banyak anak-anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya," katanya.
Mendikbudristek memaparkan, sejak tahun lalu pemerintah terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas untuk segera menyelenggarakan dengan persiapan yang matang dan sistem pengendalian yang baik.
"Sudah 40% sekolah mulai tatap muka terbatas, tapi ini angkanya masih kecil. Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan," jelasnya.
Nadiem menyampaikan bahwa sekolah wajib memahami dan menaati panduan PTM terbatas yang tertuang di dalam Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
"Kita harus terus waspada akan penyebaran Covid-19 dan memastikan protokol kesehatan tetap terjaga. Namun, kita juga harus memerhatikan dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan. Kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti. Sebanyak 80-85% murid-murid ingin kembali ke sekolah kembali tatap muka," jelasnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Balik Keputusan Nadiem Ngotot Sekolah Tatap Muka
