
RI Harus Petik Pelajaran dari Krisis Energi China & Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris dan China saat ini tengah mengalami hantaman krisis energi. Akibat krisis energi ini, berbagai masalah muncul, mulai dari harga listrik yang mahal, makanan langka, pemadaman listrik, hingga berhentinya produksi manufaktur.
Melihat apa yang terjadi di kedua negara ini, Ekonom INDEF Abra El Talattov mengatakan bahwa Indonesia perlu memetik pelajaran dari kejadian di kedua negara tersebut.
Ketika negara-negara tersebut berlomba-lomba mengurangi emisi dengan menggunakan sumber energi lebih bersih seperti gas maupun energi terbarukan, namun kini dihantam oleh permasalahan lonjakan harga sumber energi seperti gas dan melemahnya pasokan energi terbarukan seperti angin.
"Akhirnya beberapa negara manfaatkan lagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara," ungkapnya dalam Energy Corner Road to Energy Day "Jurus RI Hadapi Tantangan Transisi Energi" CNBC Indonesia, Rabu (29/09/2021).
Menurutnya, ini dinamika eksternal yang memaksa negara-negara tersebut kembali mengambil langkah realistis agar keamanan pasokan energi nasional mereka bisa terpenuhi.
"Komitmen EBT jadi dinomorduakan, ini kaitan dengan ketahanan energi, sehingga terjadi kelangkaan pasokan listrik, di China dan Inggris juga," paparnya.
Bahkan, imbuhnya, di Inggris sampai terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pemerintah harus bisa merespons cepat. Dia berpandangan, mumpung Indonesia masih memulai untuk mengembangkan sektor EBT, maka perlu persiapkan diri dan memitigasi sejumlah risiko ke depannya, termasuk apa yang terjadi di negara lain tersebut.
"Indonesia juga masih mumpung awal, belum sampai terjerumus lebih dalam konteks EBT, kita harus siapkan diri," ujarnya.
Menurutnya, analogi yang paling sederhana yakni pendapatan per kapita Indonesia saat ini belum selevel dengan negara maju. Namun, Indonesia menginginkan tampilan yang sama dengan negara maju.
"Kita merasa ingin punya tampilan sama dengan negara-negara maju. Ini perlu dilihat kita masih jauh," tegasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Inggris Kembali ke Batu Bara, RI Mau Tinggalkan PLTU