
Menteri ESDM Optimistis RI Bisa Tinggalkan Energi Kotor

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari pertambangan dan energi diperingati setiap tanggal 28 September. Dalam gelaran peringatan hari pertambangan dan energi ke-76 hari ini, Selasa (28/09/2021), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengikuti jejak dunia untuk meninggalkan energi kotor dan menuju energi bersih.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025.
"Pengembangan EBT salah satu fokus kita saat ini, bauran EBT kita 11,2%. Capaian ini masih jauh dari 23% di tahun 2025," ungkapnya dalam sambutan acara 'Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-76, Energi Tumbuh Energi Tangguh' melalui akun YouTube, Selasa (28/09/2021).
Arifin mengatakan porsi EBT, khususnya di sektor kelistrikan, ke depan akan terus didorong oleh pemerintah. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah pun telah menyusun Grand Strategi Energi Nasional (GSEN).
Dalam Grand Strategi Energi Nasional, imbuhnya, telah dipetakan rencana penambahan kapasitas EBT sebesar 38 Giga Watt (GW) sampai dengan 2035.
"Ini dilakukan melalui substitusi energi primer, konversi energi primer fosil, penambahan kapasitas EBT, dan pemanfaatan EBT non listrik dan non BBM," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, demi mencapai target bauran energi terbarukan tersebut, pemerintah memprioritaskan pemanfaatan energi surya. Hal ini dikarenakan investasinya yang semakin murah dari waktu ke waktu, juga pengerjaannya yang semakin singkat.
"Demi target penurunan emisi saat ini sedang disusun strategi jangka panjang sektor energi menuju carbon neutral. Skenario disusun oleh badan dan lintas kementerian," ujarnya.
Beberapa upaya dilakukan dalam mencapai netral karbon, di antaranya pengembangan EBT secara masif, pengurangan pemakaian energi fosil, pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), pemanfaatan kendaraan listrik, dan lainnya.
"Dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi tidak dapat terjadi tanpa dukungan dari berbagai pihak atau stakeholder yang investasinya berasal dari swasta maupun APBN," tuturnya.
Partisipasi investasi swasta, imbuhnya, diharapkan dapat melaksanakan pengelolaan penyediaan, distribusi energi ke seluruh wilayah Indonesia, baik BUMN maupun Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Tantangan dalam mengelola energi dan sumber daya ke depan makin kompleks. Keterlibatan pemangku kepentingan mutlak. Saya harap sektor ini dapat jadi sektor andalan bagi kemajuan perekonomian bangsa," harapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Beda Ongkos Motor BBM Vs Motor Listrik, Murah Mana?
