Siap-siap! Ada Kabel Bawah Laut Singapura-Australia Lewati RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asal Australia-Singapura, Sun Cable, saat ini sedang membangun proyek kabel listrik bawah laut Australia-Asia PowerLink (AAPowerLink). Proyek kabel listrik bawah laut ini bakal menghubungkan Singapura hingga Australia.
Di mana Indonesia akan menjadi negara yang dilintasi kabel bawah laut ini. Ini merupakan proyek transmisi listrik khusus untuk energi terbarukan dengan investasi US$ 2,58 miliar atau setara Rp 35,6 triliun (kurs Rp 14.00/US$).
Di mana dalam road map nantinya akan mencakup penyedian energi listrik EBT mencapai 3,2 gigawatt (GW), pembangunan kabel bawah laut HVDC sepanjang 4.200 km, dan 12 ribu hektar panel surya, dengan prediksi bisa menyuplai 15% kebutuhan energi baru terbarukan Singapura.
"Keputusan Sun Cable untuk investasi lebih dari US$ 2 miliar di Indonesia ini membuktikan Indonesia adalah mitra terpercaya dan lokasi investasi yang strategis bagi komunitas internasional," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers, Kamis (23/9/2021).
Ia menambahkan, masuknya investasi ini juga termasuk komitmen dalam transfer ilmu pengetahuan dan pengembangan untuk universitas di Indonesia. Investasi ini juga membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di ASEAN yang mampu meraih target penurunan emisi karbon.
CEO Sun Cable David Griffin mengatakan dia mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam menarik penanaman modal asing serta mengurangi emisi karbon.
"Sun Cable juga berharap dapat melanjutkan keterlibatannya dalam hal yang positif dengan pemerintah baik provinsi setempat, sementara kami bekerja sama untuk memaksimalkan manfaat ke seluruh Indonesia," kata Griffin.
Lebih detail, dia mengungkapkan total investasi yang ditanamkan perusahaannya di Indonesia adalah US$ 2,58 miliar atau setara Rp 35 triliun (kurs Rp 14.000/US$). Nilai ini termasuk investasi langsung senilai US$ 530 juta-US$ 1 miliar atau setara Rp 7,42 triliun - Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
"Selama instalasi proyek berlangsung, juga ditambah dengan investasi US$ 1,58 miliar (Rp 22,1 triliun) untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek," beber Griffin.
Dengan potensi materi baterai lithium yang ada di Indonesia, menurut dia, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun.
Selain itu, Griffin juga menegaskan dalam melakukan investasi kabel listrik bawah laut, Sun Cable telah mematuhi alur sebagaimana diatur dalam Kepmen KP No. 14/2021 Tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut.
(miq/miq)