Intip Banyaknya Harta Karun RI Terbesar ke-2 di Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki 'harta karun' di sektor energi baru terbarukan (EBT) berupa panas bumi (geothermal). Potensi panas bumi menjadi yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris mengatakan RI punya potensi sebesar 23.700 megawatt (MW) yang saat ini diidentifikasi.
"Kita 23.700 MW yang saat ini diidentifikasi, bahkan ada yang identifikasi dengan teknologi advance bisa lebih banyak lagi," paparnya dalam sebuha seminar, Kamis, (23/09/2021).
Harris menyebut sampai dengan tahun 2035, akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 9.300 MW. Menurutnya proyeksi penambahan kapasitas ini sudah diagendakan di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
"Draft sudah ada angkanya dan jangka pendek sampai 2025 capai target EBT 23% di sana ditargetkan bangun PLTP kapasitas 3.575 MW. Saat ini kapasitas terpasang 2.175 MW ada tambahan 1.400-an mega," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan di dalam RUPTL sampai tahun 2030 ada penambahan kapasitas dari panas bumi sebesar 2.620 MW. Menurutnya penambahan kapasitas dari PLTP ini akan tersebar di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
Demi mendorong percepatan pemanfaatan panas bumi pemerintah pun memiliki program bernama government drilling. Di mana pemerintah melakukan pengeboran eksplorasi yang didanai dan dilakukan oleh pemerintah.
"Government drilling program eksplorasi yang didanai dan dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan risiko proyek panas bumi," jelasnya.
Harris menjelaskan salah satu yang membuat harga listrik dari panas bumi tinggi adalah karena risiko eksplorasi yang tinggi. Menurutnya resiko keberhasilan eksplorasi untuk mencapai target yang diharapkan kurang dari 50%.
"Satu sumur US$ 5-7-8 juta per sumur kalau gagal jadi cost dari total proyek," lanjutnya
(dru)