Makna Pesan Bahasa Inggris Jokowi Dalam Sidang PBB

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
23 September 2021 11:00
Presiden Jokowi di sidang pbb
Foto: Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara dari jarak jauh di sesi ke-76 Majelis Umum PBB dalam pesan yang direkam sebelumnya, Rabu, 22 September 2021. (UN Web TV via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidatonya secara virtual pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke 76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (23/9/2021)

Dalam acara yang dihadiri sejumlah pimpinan dunia tersebut, Jokowi memang menggunakan bahasa Indonesia, sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia yaitu Peraturan Presiden (Perpres) 63/2021.

Aturan tersebut mewajibkan pejabat negara baik itu presiden, wakil presiden, maupun kalangan menteri menggunakan bahasa Indonesia dalam pidato resmi di dalam atau luar negeri.

Namun, dalam pidatonya kali ini Jokowi menyisipkan pesan berbahasa Inggris. Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, ada tiga pesan bahasa asing yang disampaikan Jokowi.

Pertama, adalah 'No One Is Safe Until Everyone Is', 'No One Left Behind', dan 'Let Us Work Together to Recover Together, Recover Stronger'. Lantas, apa maksud pesan yang ingin disampaikan Jokowi?

Presiden Joko Widodo di Sidang PBB (Dok Kemenlu)Foto: Presiden Joko Widodo di Sidang PBB (Dok Kemenlu)
Presiden Joko Widodo di Sidang PBB (Dok Kemenlu)

No One Is Safe Until Everyone Is

Saat memulai pidatonya, Jokowi menggarisbawahi bahwa Sidang Majelis Umum PBB kali ini memang ditunggu untuk menjawab kegelisahan utama masyarakat dunia.

"Kapan masyarakat terbebas dari pandemi, kapan perekonomian segera pulih dan tumbuh inklusif. Bagaimana menjamin ketahanan planet ke depan serta kapan dunia akan terbebas dari konflik terorisme dan perang," kata Jokowi.

Jokowi lantas menekankan bahwa Sidang Majelis Umum PBB harus memberikan harapan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun ke belakang bisa teratasi dengan cepat, adil dan merata.

Jokowi sendiri memahami, tidak ada satupun masyarakat yang aman sampai semuanya benar-benar aman. Apalagi, faktanya kemampuan dan kecepatan antar negara dalam menangani pandemi timpang.

Jokowi menilai, politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal tersebut, kata dia, harus diselesaikan dengan langkah nyata dengan mengatur ulang arsitektur ketahanan kesehatan global.

Menurutnya, diperlukan mekanisme baru untuk menggalang ketahanan kesehatan global baik pendanaan, vaksin, obat-obatan, dan tenaga kesehatan.

"Kita tau bahwa no one is safe until everyone is," kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya >>> No One Left Behind & Recover Together, Recover Stronger

No One Left Behind & Recover Together, Recover Stronger.

Ini bukan kali pertama Jokowi menyuarakan seruan No One Left Behind. Dalam satu tahun terakhir, seruan ini kerap menggema dalam Sidang Majelis Umum PBB.

Pada tahun lalu misalnya, Jokowi mengaku prihatin dengan situasi kala itu. Di saat seharunsya setiap negara bersatu padu melawan pandemi, namun yang terlihat justru perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam.

"Padahal kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win winpada hubungan antar negara yang saling menguntungkan," kata Jokowi pada Sidang Majelis Umum ke 75 PBB

Jokowi meyakini, setiap negara merasakan dampak pandemi yang luar biasa baik itu dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi. Seluruh negara pun tahu, virus tak mengenal batas negara.

"No one is safe until everyone is. Jika perpecahan dan rivalitas terus menjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan sirna," kata Jokowi.

"Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudjkan," jelasnya.

Dalam Sidang Majelis Umum tahun ini, seruan No One Left Behind kembali mengemuka. Mulanya, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah memegang presidensi G20 dengan tema besar Recover Together, Recover Stronger.

"Indonesia akan berupaya agar G20 bekerja untuk kepentingan semua, untuk negara maju dan berkembang, utara dan selatan, negara besar dan kecil, negara kecil di pasifik serta kelompok rentan yang harus diprioritaskan," kata Jokowi.

"Inklusivitas adalah prioritas utama kepemimpinan Indonesia. Ini komitmen Indonesia untuk membuktikan no one left behind,"

Jokowi mengatakan ekonomi hijau dan berkelanjutan akan menjadi prioritas. Indoneisa, kata dia, memiliki posisi strategis dalam isu perubahan iklim.

"Untuk itu kami terus bekerja memenuhi komitmen kami. Pada 2020, Indonesia telah berhasil menurunkan kebakaran hutan 82%, dibandingkan tahun sebelumnya. Lalu deforestasi turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir," jelasnya.

Dalam tatanan global, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia mengedepankan prinsip berbagai beban (burden sharing) dalam menghadapi agenda perubahan dunia.

"Indonesia kembali menyampaikan harapan dan dukungan terhadpa multilateralisme. Sudah mendesak bagi kita untuk mengawal multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil yang konkret," katanya.

"Let us work together to recover together, recover stronger," tutup Jokowi


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Ini 3 Inisiatif RI dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-76

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular