Anggaran Subsidi di APBN Bengkak, Ada Apa Ya?

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
Kamis, 23/09/2021 10:16 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers APBN KITA edisi September 2021. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyaluran subsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meningkat pada 2021 dibandingkan 2020. Apa penyebabnya?

Untuk subsidi energi, realisasi per akhir Agustus 2021 adalah Rp 84,1 triliun. Melonjak 37,3% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, mengungkapkan kenaikan realisasi subsidi energi disebabkan oleh penerima yang meningkat. Misalnya listrik, tahun lalu penerimanya adalah 36,57 juta pelanggan dan tahun ini naik menjadi 37.68. Juga untuk LPG ukuran 3 kg, tahun lalu disalurkan 4.106,5 juta kg per Agustus dan tahun ini menjadi 4.299,8 juta kg.


Sumber: Kementerian Keuangan

"Ini artinya APBN hadir di hampir seluruh masyarakat. Dari mulai listrik, LPG, bahan bakar, kredit usaha, sampai pembelian rumah," tegas Sri Mulyani dalam jumpa pers APBN Kita edisi September 2021, Kamis (23/9/2021).

Untuk subsidi non-energi, tambah Sri Mulyani, realisasi per akhir Agustus 2021 adalah Rp 35,6 triliun. Tumbuh 4,6% yoy.

"Realisasi subsidi non-energi lebih tinggi karena percepatan pelaksanaan program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) seperti subsidi bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan IJP (Imbal Jasa Penjamin)," sebut Sri Mulyani.

Subsidi bunga KUR hingga Agustus 2021 sudah disalurkan kepada 4,8 juta debitur, naik dibandingkan Agustus 2020 yaitu 3,2 juta debitur. Nilai penyaluran KUR per akhir Agustus 2021 adalah Rp 176,3 triliun, melonjak 59,69% yoy.

Sementara Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sudah disalurkan kepada 88,7 unit rumah per Agustus 2021. Naik tajam dibandingkan Agustus 2020 yakni 22,5 juta unit.


(aji/aji)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil