Internasional

Oh No! ADB Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Asia, RI Bagaimana?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 22/09/2021 11:25 WIB
Foto: REUTERS/Cheryl Ravelo

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi di Asia. Setidaknya ini disebabkan tiga hal, tingkat vaksinasi yang lambat, lonjakan kasus infeksi, dan aturan penguncian (lockdown) yang melumpuhkan aktivitas masyarakat.

Dilansir dari AFP, ADB memperkirakan pertumbuhan kawasan sekitar 7,1%, turun dari perkiraan April 7,3%. ADB yang berbasis di Filipina mengatakan jalan untuk pemulihan masih akan 'rapuh'.


"Kerugian pendapatan yang disebabkan oleh pandemi khususnya mengancam akan meninggalkan bekas luka yang bertahan lama dan memiliki efek multidimensi pada ekonomi regional," kata ADB dikutip Rabu (22/9/2021).

Asia Timur, di mana tingkat vaksinasi termasuk tertinggi di kawasan, akan untuk tumbuh 7,6% tahun ini. Naik dibanding ramalam April, 7,4%.

Untuk kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Filipina yang dilanda virus, ekonomi diperkirakan akan tumbuh 3,1% tahun ini. Perkiraan pertumbuhan turun dari sebelumnya sebesar 4,4%. Sementara untuk Indonesia sendiri, ADB memperkirakan akan mencapai pertumbuhan ekonomi 3,5% di 2021 dan 4,8% di 2022.

Di sisi lain, ADB memperkirakan kawasan Pasifik berkontraksi 0,6%. Ini melambat dari April, 1,4%.

ADB memperingatkan bahwa peluncuran vaksin yang tertunda dan munculnya virus varian baru menjadi salah satu risiko terbesar. "Ini dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merusak," kata lembaga itu.

Kekurangan dosis vaksin, yang menghambat upaya vaksinasi, membentang dari Kepulauan Cook di Pasifik ke Kazakhstan di Asia Tengah. Ini dapat memburuk setelah munculnya permintaan untuk suntikan booster.

Dalam pembaruan Outlook Pembangunan Asia, ADB mengatakan tingkat vaksinasi tidak merata di seluruh wilayah Asia. Kurang dari sepertiga populasi sepenuhnya terlindungi dari Covid-19 pada akhir Agustus.

Dibandingkan dengan wilayah lain, lebih dari 50% cakupan vaksinasi di Amerika Serikat (AS) dan hampir 60% di Uni Eropa (UE).Di dua pertiga negara berkembang Asia, bagian populasi yang telah divaksinasi lengkap hanya sekitar 30% atau lebih rendah.

"Pertumbuhan cenderung lebih kuat di ekonomi yang paling maju dalam mengendalikan pandemi," kata lembaga itu lagi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rasio Kepatuhan Orang Bayar Pajak Turun Ke 85,75 %