Internasional

Genk Nuklir AS-Inggris-Australia Disebut Bisa 'Belah' RI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 September 2021 16:35
Australia's Prime Minister Scott Morrison, center, appears on stage with video links to Britain's Prime Minister Boris Johnson, left, and U.S. President Joe Biden at a joint press conference at Parliament House in Canberra, Thursday, Sept. 16, 2021. The leaders are announcing a security alliance that will allow for greater sharing of defense capabilities — including helping equip Australia with nuclear-powered submarines. (Mick Tsikas/AAP Image via AP)
Foto: Perdana Menteri Australia Scott Morrison (tengah) berada di atas panggung dengan tautan video ke Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri) dan Presiden AS Joe Biden pada konferensi pers bersama di Gedung Parlemen di Canberra, Kamis, 16 September 2021. (Mick Tsikas/AAP Image via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta pertahanan baru AUKUS bisa menjadi peringatan buat RI. Apalagi salah satu kelompoknya, merupakan tetangga dekat Indonesia, yakni Australia.

Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menyebut bisa saja, AUKUS 'membelah RI'. Maksudnya, meminta akses ke Timur Barat Indonesia dalam hal ini Laut Jawa untuk dilewati armada tempurnya.

"Kita bicara konteks secara menyeluruh, pasti pengawasan tambahan diperlukan karena mereka akan melewati kita," katanya dalam program Profit CNBC Indonesia, Selasa (21/9/2021).

"Contoh, AUKUS pasti akan meminta untuk lewat alur Timur Barat yang selama ini tertutup. Laut Jawa dibuka supaya mereka lewat situ ... Itu akan jadi ancaman tersendiri buat RI. Seakan-akan mereka masuk 'membelah' rumah."

Menurutnya AUKUS, yang juga terdiri dari Inggris dan Amerika Serikat (AS), tak boleh dipandang sebelah mata. Penanganan harus serius karena ketiganya sangat agresif terutama soal dominasi China di kawasan.

Ia pun meminta RI tak hanya jadi penonton. RI, tegasnya, harus menentukan sikap.

"Apakah kita di tengah-tengah, apakah ikut salah satunya yang besar ataukah kita kendalikan ... karena kita punya posisi geopolitik yang strategis dan signifikan," tegasnya lagi.

Pemerintah pun, kata Connie, harus mampu untuk memodernisasi kekuatan alutsista yang dimiliki. Anggaran pertahanan dirancang berpatok pada ancaman-ancaman yang dapat merusak stabilitas, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Sebelumnya kehadiran AUKUS membuat khawatir negara-negara ASEAN. Karena Australia akan memiliki nuklir dari pembangunan kapal selam dengan AS.

Ini diyakini bisa mengeskalasi 'perlombaan senjata nuklir' negara-negara kuat di kawasan. Saat ini, China, Korut, India, Pakistan merupakan negeri Asia yang memiliki nuklir.

Belum lagi konflik panas di Laut China Selatan (LCS), yang melibatkan China, yang jadi 'musuh' bersama AS dan Australia. Klaim 90% China di kawasan membuat AS dan sekutu masuk untuk membendung pengaruh negeri Xi Jinping.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas RI 'Dikepung' Senjata Nuklir, Ini Kronologisnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular