RI Waspada! Akan Banyak Kekuatan Militer Negara Besar di LCS

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
20 September 2021 14:15
Kapal China di Laut Natuna (AP)
Foto: Kapal China di Laut Natuna beberapa waktu lalu (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Aan Kurnia memaparkan soal kondisi terkini Laut China Selatan usai terbentuknya aliansi Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS). Hal itu dipaparkan Aan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Senin (20/9/2021).

"Dengan resminya aliansi Australia, UK, dan Amerika ini menjadi potensi sinyal meningkatnya ekskalasi. Kita perlu memahami dengan jelas apa saja dampak langsung dan tidak langsung terhadap Indonesia," katanya.

Aan menyebut dampak langsungnya diprediksi ada banyak kekuatan militer negara besar di Laut China Selatan. Sementara untuk dampak tidak langsung mulai dari perlombaan senjata, gangguan lalu lintas pelayaran, dan resiko meningkat. Jika menyangkut ekonomi asuransi, Aan menyebut akan meningkatkan biaya logistik. 



Dia menyebut Bakamla telah menyusun strategi di wilayah Laut China Selatan. Salah satu yang ditawarkan adalah presence to sea atau kehadiran di laut.

"Para penegak hukum atau simbol negara, di situ ada TNI AU, Bakamla, ada KKP. Kedua kita harus mengeksplorasi, mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di ZEE maupun di landas kontinen," jelasnya.

Selain itu, lanjut Aan, melakukan diplomasi. Seluruh konsep ini harus dilakukan secara pararel, bukan hanya menangkap dan mengusir.

Terkait situasi di Laut China Selatan, Aan mengatakan menerapkan prinsip 'ngerem-ngegas' serta melihat situasi. Ini juga diikuti dengan ketegasan para penegakan hukum dan tidak boleh kompromi.

Aan juga memastikan wilayah Laut Natuna Utara aman. Para nelayan juga bisa beraktivitas lagi dan pihaknya siap melakukan pengamanan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Gandeng RI Amankan Laut China Selatan, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular