Epidemiolog: Waspada Gelombang Ketiga Covid-19 Mengancam RI

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
20 September 2021 14:40
Infografis/ 4 Varian 'Ganas' Covid Bisa Hancurkan (Lagi) Ekonomi Dunia/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ 4 Varian 'Ganas' Covid Bisa Hancurkan (Lagi) Ekonomi Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa gelombang ketiga covid-19 di Indonesia rawan terjadi.

"Pertama kapasitas 3T belum memadai. Kedua, vaksin salah satu yang diapresiasi. Tapi dengan total populasi dan varian baru, yang harus dilihat vaksin penuh di bawah 20% bahkan 16%. Sedikit sama dengan Filipina, tapi jauh dari Singapura dan Kamboja. Di mana 80% penduduk sangat rawan. Akhirnya masih membuka peluang potensi gelombang 3. Kematian masih 3%, masih ada bobol di kasus di hulu dan hilir," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (20/9/2021).

Seiring dibukanya lokasi wisata saat ini dan pelonggaran di beberapa wilayah, dia mengatakan bisa saja gelombang tiga tersebut tidak separah pada Juli lalu. Dengan catatan, tidak ada varian delta.

"Gelombang ini pasti akan ada korban jiwa. Ini harus dicegah. Potensi kematian, bisa sama atau di bawah. Karena potensi gelombang 3 akan didominasi luar Jawa," katanya.

Kata dia, bicara luar Jawa, kapasitas fasilitas kesehatan, SDM, vaksinasi, demografi levelnya berada jauh di bawah Jawa. Ini yang membuat gelombang 3 sangat rentan.

"Kasus tidak sebesar kemarin, iya. Tapi kematian harus diwaspadai. Keterlambatan merujuk, akan membuat kematian ini ada," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi mengamini bahwa kondisi saat ini memang belum stabil. Apalagi, jika lengah menghadapi protokol kesehatan.

"Karena kondisi membaik, otomatis beberapa pelonggaran dari kegaiatan masyarakat dilakukan. Berusaha menyeimbangkan bagaimana prioritas aktivitas masyarakat. Kami imbau, sisi lain walau sudah ada pelonggaran, harus diiringi dengan mobilitas dan prokes tak boleh dilanggar. Di sisi lain, varian baru mengancam dan varian delta yang paling banyak di RI harus diwaspadai," pungkasnya.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Dicabut, Jokowi: Pandemi Belum Berakhir!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular