
PBB Kumpulkan Pemimpin Dunia Bahas Covid & Ancaman Berikutnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman perubahan iklim di dunia membuat dunia khawatir. Terbaru, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana untuk mengadakan pertemuan pekan depan untuk membicarakan isu ini.
Mengutip Reuters, acara tersebut akan dilakukan secara hybrid, dengan skema mendatangkan beberapa kepala negara secara langsung dan sebagian lain akan menghadiri secara online.
Utusan Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Presiden Biden akan membawa beberapa agenda mengenai perubahan iklim dan penanganan Covid.
"Biden akan berbicara dengan prioritas utama kami: mengakhiri pandemi Covid, memerangi perubahan iklim, dan membela hak asasi manusia, demokrasi, dan tatanan berbasis aturan internasional," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Gutteres menyebut akan kembali menggemakan isu ketimpangan vaksin Covid-19. "Betapa dramatisnya ketidaksetaraan saat ini dalam kaitannya dengan vaksinasi."
Ia juga menyebut rencana global untuk memvaksinasi 70% dunia pada paruh pertama tahun depan.
Sebelumnya gema perubahan iklim sudah mulai disampaikan oleh beberapa tokoh dunia. Terbaru, Presiden Joe Biden menyebut bahwa dunia saat ini sedang dalam kondisi yang sangat parah. Ini disampaikannya kepada para korban Badai Ida di New York.
"Bencana-bencana ini tidak akan berhenti. Mereka hanya akan datang dengan frekuensi dan keganasan yang lebih banyak," ujar presiden asal Delaware itu pada Rabu (8/9/2021).
"Kita harus mendengarkan para ilmuwan dan ekonom dan pakar keamanan nasional. Mereka semua memberi tahu kita ini kode merah."
Kondisi perubahan iklim akibat polusi global sendiri memang bukan isapan jempol belaka. Sebuah laporan dari Panel antar pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menemukan bahwa dunia mungkin memanas hingga 1,5°C pada awal 2030-an. Kenaikan ini disebut sangat mengancam negara-negara kepulauan di Samudera Pasifik, termasuk Indonesia.
Selain itu, para peneliti ekologi dunia menyebut bahwa ada beberapa indikator perubahan iklim yang telah menembus batasan normal. Indikator tersebut yakni jumlah es yang mencair di kutub, kenaikan suhu permukaan laut, dan deforestasi.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Dunia Selain Covid Makin Seram, Biden Turun Gunung