WHO Rilis Laporan Covid-19 RI, Kenapa Banten-Jateng Disorot?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 September 2021 09:56
Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena
Foto: Tedros Adhanom. AP/Christophe Ena

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memberikan laporan terbaru soal penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang menjadi perhatian lembaga PBB ini.

Laporan bertajuk "Covid-19 Situation Report-72" ini memuat bagaimana corona RI mencatat penurunan 30% kasus di rentang tanggal 6 hingga 12 September, jika dibanding dengan minggu sebelumnya.

Tingkat kematian di waktu yang sama juga menurun 23%. Bukan hanya itu, di wilayah Jawa Bali terlihat jelas bagaimana kasus mulai turun selama seminggu. Namun, WHO masih mencatat penurunan di level moderat di luar Jawa-Bali.

Laporan WHO edisi 72, Indonesia, dok WHOFoto: Laporan WHO edisi 72, Indonesia, dok WHO
Laporan WHO edisi 72, Indonesia, dok WHO

Karenanya, WHO meminta RI mengevaluasi tren ini. Provinsi dan level analisis daerah harus mengevaluasi tren ini.

Meski demikian pelonggaran penguncian disebut WHO harus diwaspadai. Setidaknya ini terlihat di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan Banten.

WHO mencatat ada peningkatan signifikan mobilitas masyarakat di bidang ritel dan rekreasi. Bahkan disebutnya telah mencapai pra-pandemi.

Karenanya, WHO meminta rencana antisipasi dan mitigasi. Ada kemungkinan, ini akan meningkatkan transmisi Covid-19 dan berujung pada kapasitas sistem kesehatan nasional dan daerah.

"Tren peningkatan mobilitas masyarakat terlihat di seluruh provinsi di Jawa dan Bali, khususnya di stasiun transit dan ritel dan rekreasi. Peningkatan yang mencolok dalam mobilitas masyarakat di ritel dan rekreasi diamati terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten, di mana tingkat mobilitas pra-pandemi telah tercapai (Covid-19 Situation Report 72)," tulis WHO.

Sebab itu, perlu rencana konkrit untuk mengantisipasi dan mengurangi kemungkinan dampak dari peningkatan mobilitas transmisi dan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional dan tingkat subnasional.

"Dibutuhkan aksi nyata untuk memitigasi risiko dari peningkatan mobilitas ini," tulis laporan mingguan WHO," tegas WHO.

Berikut data yang diambil dari laporan WHO Nomor 70 (laporan sebelumnya) soal tiga wilayah di Indonesia:

Laporan WHO edisi 70, Jawa Barat, dok WHOFoto: Laporan WHO edisi 70, Jawa Barat, dok WHO
Laporan WHO edisi 70, Jawa Barat, dok WHO

Laporan WHO edisi 70, Jawa Tengah, dok WHOFoto: Laporan WHO edisi 70, Jawa Tengah, dok WHO
Laporan WHO edisi 70, Jawa Tengah, dok WHO

Laporan WHO edisi 70, Banten, dok WHOFoto: Laporan WHO edisi 70, Banten, dok WHO
Laporan WHO edisi 70, Banten, dok WHO

Mengutip laporan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, secara nasional tingkat kunjungan masyarakat Indonesia di lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi per 11 September 2021 adalah 5%. Angka ini di bawah kondisi normal sebelum pandemi.

Adapun rata-rata 7 hari ke belakang, tingkat kunjungan adalah 2,71% di bawah hari biasa. Ini agak lebih ramai dibandingkan rerata 7 hari sebelumnya yaitu 4,72% di bawah normal.

Namun di periode yang sama, kunjungan masyarakat Jabar dan Banten terlihat meningkat. Meski demikian peningkatan ini belum terjadi di Jatim sebagaimana data tersebut.

Di Jabar warga ke tempat perbelanjaan ritel dan rekreasi sudah sama seperti masa sebelum pandemi. Rata-rata sudah 2% di atas kondisi sebelum pandemi, jauh di atas rata-rata nasional.

Mengacu data tersebut, mobilitas warga Banten ke lokasi perbelanjaan ritel dan pariwisata sudah 6% di atas kondisi normal sebelum pandemi. Rata-rata kunjungan dalam tujuh hari terakhir adalah 5,71% di atas normal setiap harinya, juga jauh melebihi rata-rata nasional.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Terlena RI! WHO Warning, Provinsi Ini Waspada

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular