Internasional

Makin Panas Dunia! Prancis Ngamuk ke AS-Inggris-Australia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 September 2021 10:30
France's President Emmanuel Macron delivers a speech during a Citizens' Convention on Climate, in Paris, Monday, Dec. 14. (AP Photo/Thibault Camus, Pool)
Foto: AP/Thibault Camus

Jakarta, CNBC Indonesia - Kesepakatan aliansi militer antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia telah membuat peta geopolitik dunia gempar. Pasalnya banyak pihak yang menuding bahwa langkah ini diambil untuk memberikan tekanan lebih kepada China.

Bahkan, Juru Bicara Kemenlu China Zhao Lijian mengatakan ketiga negara itu sangat merusak perdamaian dengan mengintensifkan perlombaan persenjataan senjata. Ini, ujarnya, merusak upaya non-proliferasi nuklir internasional.

"China selalu percaya bahwa mekanisme regional apa pun harus sesuai dengan tren perdamaian dan perkembangan zaman dan membantu meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama ... Itu tidak boleh menargetkan pihak ketiga mana pun atau merusak kepentingannya," katanya dalam briefing reguler di Beijing, dikutip Reuters, Jumat (17/9/2021).

Nyatanya, tidak hanya Beijing yang kecewa. Prancis juga mengungkapkan rasa yang sama.

Aliansi yang tercipta antara AS-Inggris-Australia telah membatalkan perjanjian kapal selam nuklir antara Paris dan Canberra. Australia memilih untuk mengembangkan kapal nuklirnya dengan AS.

"Ini benar-benar 'menusuk dari belakang'. Kami telah menjalin hubungan kepercayaan dengan Australia, kepercayaan ini telah dikhianati," kata Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian kepada radio France Info dikutip AFP.

"Saya sangat marah hari ini, dan pahit ... ini bukan sesuatu yang dilakukan sekutu satu sama lain," tambahnya.

Le Drian juga mengatakan perilaku pemerintahan Presiden Joe Biden mengingatkan pada pendahulunya Trump yang membuat Eropa jengkel dengan pengambilan keputusan yang terkesan tiba-tiba.

"Keputusan sepihak, tiba-tiba, dan tak terduga ini sangat mengingatkan apa yang akan dilakukan Trump," tuturnya lagi.

Aliansi militer ini sendiri terbentuk saat ketegangan di Laut China Selatan (LCS) mulai meningkat.China mulai ekspansif dengan klaimnya di lautan itu dan membuat aturan maritim baru yang mengharuskan kapal-kapal khusus melapor ketika melewati perairan kaya itu.

Ini membuat sejumlah negara tegang di Asia Tenggara. Seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, termasuk RI soal Natuna Utara. Washington sendiri memberikan dukungan kepada negara-negara yang menentang klaim Beijing.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-diam, AS Usut Kebocoran Pembangkit Listrik Nuklir China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular