Brompton, Sepeda 'Sultan' yang Harganya Kini Hancur Lebur

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 September 2021 06:20
Pekerja memeriksa sepeda lipat brompton yang dijual di SpinWarriors, Tangerang Selatan, Kamis (15/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto))
Foto: Pekerja memeriksa sepeda lipat brompton yang dijual di SpinWarriors, Tangerang Selatan, Kamis (15/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto))

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sepeda 'sultan' Brompton di pasaran kini makin turun drastis. Tahun lalu harganya terbang karena 'digoreng' oleh sejumlah pedagang.

Tren penurunan harga sudah terjadi sejak awal hingga pertengahan tahun ini, sehingga kini mulai ke titik seimbangan baru mendekati akhir tahun. Tren booming sepeda lipat yang mulai pudar berdampak pada permintaan yang turun sehingga berdampak pada harga.

"Brompton harga distributor Rp 36 juta, terakhir saya cek di beberapa penjual sudah ada Rp 34 juta dan itu bisa ditambah bonus seperti helm atau tas. Brompton aja udah mulai turun ke situ," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (16/9/21).

Misalnya harga Brompton M6L Raw Lacquer pada tahun lalu mencapai Rp 41 juta, kemudian harganya turun landai sekitar Rp 37 juta di awal tahun. Kini banderolnya lebih murah lagi, di marketplace Tokopedia ada yang menjual rendah di angka Rp 35 juta.

Model M6R BE Color dari semula Rp 43 juta kini sudah turun jadi Rp 39 juta. Kemudian M6R BE Lacquer yang semula di kisaran Rp 46 juta, sempat kembali ke angka Rp 42 juta. Saat ini harganya lebih turun lagi menjadi Rp 41 juta.

Adapun Brompton yang sempat menyentuh angka Rp 50 juta lebih adalah M6L Flame Lacquer hingga Rp 53,2 juta, padahal harga wajar Rp 38 juta. Kini sudah menyentuh Rp 37 juta.

Pengakuan pedagang di toko sepeda baru di kawasan BSD, penurunan harga Brompton mencapai jutaan rupiah, berkebalikan dari tahun lalu yang naik jutaan rupiah.

"Waktu itu (2020) sampai Rp 37 juta M6R atau S6R, sekarang sudah turun ke Rp 34 juta, jadi kira-kira 10%," kata Pemilik toko sepeda Spin Warriors, Sonny Wahjudi kepada CNBC Indonesia.

Penyebab utama turunnya harga karena permintaan sudah tidak setinggi tahun lalu, sementara stoknya sudah jauh lebih melimpah. Pedagang pun mengakui penurunan harga sangat terasa.

"Karena barang sudah banyak lagi, sesuai hukum ekonomi, barang kosong permintaan naik ya harga naik, kalau barang banyak, permintaan turun, harga ikut turun," sebut Sonny.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Brompton Ini Rp150 Juta, Kini Setengah Hargapun Tak Laku

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular