Abaikan WHO, Israel Genjot Vaksin Booster Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ahli mengatakan program vaksin ketiga atau booster di Israel terbukti efektif mengurangi kasus Covid-19 yang parah, bahkan saat kasus infeksi baru mendekati rekor tertinggi.
Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett meluncurkan suntikan booster Pfizer-BioNTech kepada masyarakat berusia 12 tahun ke atas. Ia mengabaikan kritik mengenai suntikan booster tidak perlu dan tidak adil, termasuk yang dilontarkan WHO.
Meski begitu, Bennett bersikeras bahwa pendekatannya berhasil. "Sangat banyak orang yang skeptis. Tapi strategi kami membuktikan dirinya sendiri," katanya kepada kabinetnya, dikutip dari France24.
Israel sendiri menjadi negara dengan vaksinasi tercepat di dunia. Baru diluncurkan Desember 2020, vaksinasi berhasil menurunkan infeksi pada Juni, ketika semua pembatasan dicabut.
Sejak menjabat Juni lalu, Bennett bersikeras menghindari penguncian (lockdown) baru. Ia kemudian menepati janji tersebut, bahkan ketika negara berpenduduk sekitar 9,3 juta orang itu mencatat lebih dari 10.000 kasus Covid baru setiap hari.
Sekolah dibuka pada 1 September dan upacara keagamaan juga diperbolehkan meski dengan beberapa batasan. Salah satunya kebaktian Yom Kippur, hari terpenting dalam kalender Yahudi, yang dimulai pada Rabu (15/9/2021) malam.
Untuk tetap membuka negara, pemerintah Israel membuat kebijakan yang kompleks, yang rupanya menyebabkan frustasi bagi keluarga karena terpaksa melakukan tes secara berulang kali untuk anak-anak yang masih bersekolah atau melakukan kegiatan liburan lain.
Data kementerian kesehatan sebelumnya menunjukkan sepuluh hari memasuki tahun ajaran, 44.000 siswa dipastikan sakit Covid dan 119.000 lainnya diisolasi.
Israel kini tercatat memiliki total 1.194.783 kasus infeksi dan 7.438 kasus kematian, menurut data Worldometers.
[Gambas:Video CNBC]
Israel: Efikasi Vaksin Pfizer-Biontech Turun Jadi 64%
(hoi/hoi)