
Ancaman Dunia Selain Covid Nyata: AS Kena, Tokoh Agama Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini dunia bukan hanya menghadapi pandemi Covid-19, namun juga ancaman perubahan iklim. Bahkan Amerika Serikat (AS) sudah menjadi korbannya dan sejumlah tokoh agama ikut turun tangan atas ancaman itu.
Presiden AS, Joe Biden menyuarakan keprihatinan soal ancaman itu. Dia menambahkan jika AS sudah terkena dampak, yakni dengan datangnya Badai Ida di negara tersebut dengan kerusakan parah.
Badai Ida menerjang AS sejak minggu lalu, menyebabkan hujan disertai angin topan. Sejumlah wilaya dilaporkan mengalami banjir bandang dan ada 50 orang tewas karena badai itu.
"Kita harus mendengarkan para ilmuwan dan ekonom dan pakar keamanan nasional. Mereka semua memberi tahu kita ini 'kode merah'," kata Biden saat mengunjungi korban badai Ida di New York dikutip AFP awal pekan ini.
Biden menambahkan dunia memerlukan upaya lebih untuk mengurangi emisi global. Jika tidak maka bencana akan terus berdatangan dan tidak berhenti.
"Bencana-bencana ini tidak akan berhenti. Mereka hanya akan datang dengan frekuensi dan keganasan yang lebih banyak," ungkapnya.
Ini bukan kali pertama Biden menyuarakan pendapatnya soal perubahan iklim. Bahkan dalam pidatonya beberapa waktu lalu, dia mengatakan Jakarta juga mengalami hal yang sama.
"Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur...," ujarnya dalam sebuah pidato bulan lalu
"...Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?"
Seperti Biden, sejumlah tokoh agama juga memperingatkan soal ancaman serius dari perubahan iklim. Beberapa tokoh umat Kristiani dunia meminta masyarakat dunia bersatu dan bersiap menghadapi ancaman tersebut.
Melansir Guardians, deklarasi itu dimotori pemimpin gereja katolik Roma Paus Fransiskus, pemimpin spritual gereja Ortodoks Patriark Ekumenis Bartholomew, dan uskup agung Anglikan, Justin Welby. Dalam deklarasi disebutkan masyarakat dunia harus mulai mendengarkan tangisan Bumi serta orang-orang miskin.
"Ini adalah momen kritis. Masa depan anak-anak kita dan masa depan rumah kita bersama bergantung padanya," ujar deklarasi tersebut Jumat (10/9/2021).
Para tokoh agama juga meminta seluruh masyarakat mulai peduli dengan kondisi dan situasi dunia. Masyarakat harus lebih bertanggung jawab atas kegiatan yang mereka lakukan.
Ketiga tokoh Kristiani itu juga memohon masyarakat mau berkorban, demua masa depan manusia.
"Dunia sudah menyaksikan konsekuensi dari penolakan kita untuk melindungi dan melestarikan. Sekarang, pada saat ini, kita memiliki kesempatan untuk bertobat, berbalik dalam tekad, menuju ke arah yang berlawanan. Kita harus mengejar kemurahan hati dan keadilan dalam cara kita hidup, bekerja dan menggunakan uang, bukan keuntungan egois," ujar mereka.
Pada akhir Juli, 14 ribu ilmuwan dunia mengatakan Bumi mendekati titik kritis iklim yang mengkhawatirkan. Melansir Al Jazeera, mereka menandatangani sebuah inisatif menyebut negara-negara secara konsisten telah gagal mengatasi eksploitasi berlebih di Bumi, yang disebut sebagai akar masalah krisis tersebut.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Muncul Ancaman Baru Selain Covid, China-India-RI Kena Imbas!
