Afghanistan Memanas: Bisa Hancur Total, 'Diserang' Iran-Turki
Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi di Afghanistan masih belum stabil, meskipun kelompok Taliban membentuk pemerintahan baru. Pasalnya negara di Asia Selatan itu diramalkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bakal hancur total, baik secara sosial maupun ekonomi.
Tak hanya itu, sebelumnya Iran dan Turki menyerang Taliban. Kedua negara Muslim tersebut mengkritik tindakan kelompok ini, meski dalam dua konteks yang berbeda.
Berikut hal-hal terkait Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia.
Diramalkan Hancur oleh PBB
Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, mengatakan akan ada kehancuran total yang terjadi kepada Afghanistan.
Ini terkait dengan pembekuan aset miliaran dolar milik negeri itu, yang dilakukan untuk mencegahnya sampai ke tangan Taliban. Hal tersebut diyakini memicu kemerosotan ekonomi yang parah dan mendorong jutaan lebih warga dalam kemiskinan serta kelaparan.
Ia mengatakan harus ada jalan yang dibuka agar uang itu mengalir ke Afghanistan. Namun pengamanan maksimal harus dilakukan agar tidak disalahgunakan.
"Ekonomi harus dibiarkan bernafas selama beberapa bulan," katanya kepada Dewan Keamanan PBB, Kamis (9/9/2021) dikutip Reuters.
"Memberi Taliban kesempatan untuk menunjukkan fleksibilitas dan keinginan tulus untuk melakukan hal-hal berbeda kali ini, terutama tentang ham, gender dan kontra terorisme."
Afghanistan memiliki US$ 10 miliar atau setara Rp 142 triliun (asumsi Rp 14.200/US$) aset yang terparkir di luar negeri. Ini dianggap bisa menjadi kunci barat menekan perilaku Taliban.
Salah satunya terparkir di bank sentral AS, The Fed. Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) juga memblokir US$ 440 juta (Rp 6,2 triliun) cadangan darurat baru Afghanistan.
"Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami sederhana: (jika menginginkan) legitimasi, dukungan apa pun harus diperoleh," kata Diplomat Senior AS Jeffrey DeLaurentis dalam forum PBB yang sama.
Sementara itu, di saat Barat 'menjepit' Taliban, China merapat ke kelompok tersebut. Beijing memutuskan untuk memberikan bantuan dana sebesar US$ 31 juta (Rp 440 miliar).
Halaman 2>>
(sef/sef)