'Ramalan' Luhut Soal Corona Bukan Pepesan Kosong!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2021 11:25
Konferensi Pers PPKM (6/9/2021). (Tangkapan layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)
Foto: Konferensi Pers PPKM (6/9/2021). (Tangkapan layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia terlihat semakin 'jinak'. Kasus positif harian terus menurun, kini sudah di bawah 6.000 orang dalam sehari.

Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona bertambah 5.990 orang sehingga totalnya menjadi 4.153.355 orang. Pada 6 September 2021, penambahan kasus harian bahkan 'hanya' 4.413 orang, terendah sejak 18 Mei 2021.

Puncak pandemi virus corona di Tanah Air terjadi pada 15 Juli 2021, di mana kala itu pasien positif bertambah 56.757 orang dalam sehari. Jadi dari posisi puncak itu dibandingkan kemarin, angka kasus positif sudah menurun sangat tajam yaitu 89,44%.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 6.323 orang per hari. Jauh berkurang dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yaitu 9.337 orang setiap harinya

coronaSumber: Kemenkes, CEIC

Oleh karena itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah punya target untuk terus menekan angka kasus positif corona di Ibu Pertiwi. Luhut, yang juga Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali, memperkirakan angka kasus harian bisa turun ke kisaran 3.000-7.000 orang dalam sehari.

Apakah 'ramalan' itu realistis?

Well, sulit untuk diberikan penilaian karena di sini kita berhadapan dengan virus. Mutasinya cepat dan sulit untuk diperkirakan, sehingga semua proyeksi bisa dengan mudah dipatahkan.

Akan tetapi, kalau bicara soal perkembangan pandemi di Indonesia, rasanya perkiraan yang disampaikan Luhut bukan tidak mungkin terjadi. Sebab, berbagai data menunjukkan bahwa rantai penularan virus corona mulai bisa diputus.

Misalnya data rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate). Kemarin, positivity rate Indonesia ada di 4,03%.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batasan positivity rate maksimal 5% agar bisa dikatakan pandemi terkendali. Sekarang Indonesia sudah di bawah 5%, sehingga sudah masuk kategori terkendali.

Data lain yang juga menggembirakan adalah tingkat reproduksi efektif (Rt) virus corona. Apabila angka Rt masih di atas satu, maka artinya seorang pasien positif masih bisa menulari orang lainnya. Rantai penyebaran jadi tambah panjang yang menyebabkan pandem tidak terkendali.

Namun kini Indonesia bisa bernapas lega. Mengutip catatan Bonza per 10 September 2021 pukul 10:25 WIB, sudah tidak ada provinsi yang memiliki Rt di atas satu. Artinya, rantai penyebaran virus corona di 34 provinsi sudah terputus.

coronaSumber: Bonza

So, kalau kondisi yang sangat kondusif ini bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, maka perkiraan yang disampaikan Luhut bukan pepesan kosong. Kemungkinan untuk terwujud cukup besar.

Saat pandemi semakin terkendali, maka pemerintah bisa lebih leluasa untuk membuka 'keran' aktivitas dan mobilitas masyarakat. Namun meski sudah ada kebebasan, jangan larut dalam euforia karena pandemi belum berakhir.

Tetaplah patuhi protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun) saat berkegiatan di mana saja. Jangan lupa segera divaksin anti-virus corona untuk menjaga diri. Semoga kita bisa segera keluar dari 'zaman kegelapan' ini...

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular