Ternyata Ini Isi Obrolan Jokowi dan Para Pengusaha di Istana!
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo menerima beberapa pengusaha di Istana Negara Jakarta, hari ini (8/9/21). Apa saja yang dibicarakan oleh pengusaha dan Jokowi?
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengungkapkan bahwa hanya ada 12 perwakilan Asosiasi Pengusaha yang menghadap. Pasalnya, Asosiasi Pengusaha di bawah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebagai induk dunia usaha mencapai ratusan.
"Audiensi dengan Pak Presiden berkaitan situasi kekinian terhadap ekonomi pelaku usaha di masa pandemi yang saat ini mulai melandai, tapi belum sangat karena luar Jawa Bali masih posisi yang ditanggulangi," kata Roy kepada CNBC Indonesia usai pertemuan, Rabu (8/9).
Pilihan Redaksi |
Dari Aprindo menyampaikan permintaan bagi pelaku pasar seperti swalayan minimarket, supermarket, hypermarket, wholesaler, department store untuk kepastian hukum dan kemudahan berusaha.
"Kita berharap pelaku eceran dan modern anggota Aprindo di seluruh Indonesia berharap jadi sektor prioritas karena pada APBN 2021 ada 7 sektor prioritas dan perdagangan eceran dan ritel modern belum masuk sebagai prioritas," kata Roy.
Adapun sektor prioritas di tahun ini adalah kesehatan, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, infrastruktur, ketahanan pangan, pariwisata, dan perlindungan sosial. Aprindo meminta ritel masuk prioritas karena Indonesia produk domestik bruto Indonesia sebagian besar masih disumbang konsumsi rumah tangga.
"Kalau dibilang kuat, nyatanya 1.000 lebih gerai tutup selama pandemi artinya dibilang kuat kita banyak tutup juga korban pandemi. Harapan bisa dapat dana PEN dan merestrukturisasi kredit korporasi kita," ujarnya.
Sementara poin kedua ialah berharap dukungan pemerintah dalam kemudahan berusaha, misalnya regulasi yang menghambat dapat direvisi. Sebagai contoh, ada peraturan pelaku usaha swalayan ketika ekspansi harus waralaba, sementara waralaba bersifat spesifik yang barang produk murah, mudah dan cepat dilakukan penjualan. Sementara sejenis supermarket akan kesulitan.
Selain itu revisi undang-undang ketentuan umum dan tata cara perpajakan juga menjadi salah satu pembahasan. Pengusaha meminta pembahasan ini juga melibatkan dunia usaha sebelum akhirnya jadi.
"Prinsipnya beliau (Jokowi) senang berkomunikasi karena ada masukan info yang mungkin belum diketahui, ada laporan keadaan sebenarnya di pelaku usaha beliau didampingi Mensesneg untuk mencatat dan akan ditindaklanjuti," ujar Roy.
(hoi/hoi)