Sayonara Moratorium Izin Kebun Sawit! Begini Reaksi Pengusaha

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 07/09/2021 17:25 WIB
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad

Jakarta, CNBC Indonesia - Moratorium pemberian izin perkebunan sawit sudah berjalan selama 3 tahun dan akan berakhir 19 September 2021. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 8/2018 tentang Penundaan dan Evaluasi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit Serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit.

Namun, sayangnya produktivitas sawit Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Padahal, moratorium ini akan segera berakhir dalam waktu dekat, harapannya produktivitas perkebunan sawit meningkat pesat.

IndexMundi mengungkapkan rata-rata produktivitas minyak sawit Indonesia sebesar 2,30 % per tahun, lebih rendah dibandingkan negara tetangga Malaysia yang mencapai 6,49% per tahun atau bahkan Thailand yang menyentuh 29,17% per tahun.


Sekjen Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menyebut bahwa pihaknya mendukung upaya peningkatan kualitas produktivitas  tanaman sawit, sejumlah program pun sudah berjalan.

"Untuk peningkatan produktivitas perusahaan melakukan peremajaan tanaman tua, selain itu juga melakukan pemupukan dan lain-lain. Untuk rakyat utamanya sekarang adalah melakukan peremajaan karena sudah banyak tanaman rakyat yang sudah tua, bahkan pada waktu itu penggunaan bibit yang kurang bagus, selain itu melakukan perawatan tanaman yang lebih baik dan pemupukan," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (7/9/21).

Indonesia tercatat sebagai produsen terbesar kelapa sawit di dunia. Dengan luas lahan mencapai 8,85 juta hektare pada 2020, produksi minyak sawit mentah (CPO) dan dan minyak kernel (PKO) menembus lebih dari 50 juta ton, yakni 51,58 juta ton pada tahun 2020. Jumlah ini lebih besar dari masa awal moratorium yakni tahun 2018 sebesar 47,38 juta ton.

"Gapki juga terus men-support pemerintah untuk percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) hal ini juga untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat, dimana ujung-ujungnya adalah produktivitas nasional meningkat," kata Eddy.

Rendahnya produktivitas sawit Indonesia juga sudah menjadi perhatian Pemerintah. Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Jenderal Perubahan Iklim di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan produktivitas kebun sawit Indonesia masih kalah dengan negara tetangga Malaysia. Dia menyebut, produktivitas kebun sawit Indonesia masih sekitar sepertiga atau setengah dari Malaysia.

"Kalau boleh dibandingkan dengan negara tetangga kita, kita masih separuhnya atau sepertiga dari produktivitas Malaysia. Harus kejar produktivitas lebih tinggi," katanya beberapa waktu lalu.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bikin Sumbangan Sawit ke PDB Naik 2x Lipat, DMSI Usul Hal Ini