
Kantor-Kantor Sudirman-Thamrin Diobral Murah, Sampai Kapan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor-kantor di Jakarta mulai ditinggalkan penyewa bahkan pemiliknya, utamanya kantor yang berada di kawasan utama atau Central Business District (CBD) seperti Sudirman-Thamrin. Mereka pindah kantor ke kawasan yang harganya lebih murah, atau ke pinggiran dari kawasan utama.
Kondisi ini sudah berlangsung selama 1,5 tahun terakhir dan diperkirakan bakal terus berlanjut hingga akhir tahun mendatang. Kapan sektor perkantoran bakal pulih lagi?
"Kalau tahun ini kita lihatnya akan cukup berat bagi bisnis perkantoran, apalagi masih WFH, orang belum berpikir ekspansi. Dengan WFH kecenderungan perusahaan untuk memperkecil space, mereka meerasa nggak perlu yang gede-gede, apalagi ada sistem WFH-WFO misalnya 50%-50%," jelas Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto kepada CNBC Indonesia, Senin (6/9/21).
Tidak sedikit penyewa yang memilih untuk memperkecil luas penyewaan karena sebagian karyawan diarahkan untuk bekerja dari rumah (WFH).
Para pemilik gedung harus berputar otak agar para klien mau bertahan. Mulai dari memberikan fasilitas yang lebih memadai hingga adanya diskon saat keduanya bernegosiasi harga. Namun, langkah itu tidak akan berdampak signifikan jika perekonomian belum bangkit.
"Apalagi sektor perkantoran berkorelasi GDP. Kalau GDP masih belum bangkit, tahun ini rasanya berat mencapai 5%. Paling bisa jadi di kisaran 4%, ini belum bisa mendorong sektor perkantoran untuk tumbuh lebih besar," sebut Ferry
"Tahun depan ada harapan itu, bisa jadi masa recovery, artinya harapan perekonomian mulai bagus lihat survei dari lembaga luar misalnya WB dan lain. Kalau ekonomi bisa lebih tinggi dari 5% itu sinyal positif, kalau sekarang kondisi oversupply. Walau oversupply tapi kalau demand mulai terserap, beberapa tahun setelahnya supply office bisa berkurang," lanjutnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Marak, Kantor-Kantor Dijual oleh Perusahaan, Ada Apa?