
Kenapa Malaysia Mau Buka Semua Sektor Usaha di November?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah masih 'meledaknya' kasus Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia malah menyatakan bahwa pemerintah bersiap untuk transisi dari pandemi Covid-19 ke fase endemi. Sebab itu, Kemenkes memastikan pembukaan kembali sektor usaha akan dilakukan secara hati-hati.
Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan dalam 2 bulan ke depan atau November, warga Malaysia akan menyesuaikan diri dengan pola pikir baru yakni "hidup dengan virus" yang akan dipantau oleh pemerintah.
"Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk membuka diri secara bertanggung jawab dan aman. Begitu kita mencapai fase endemi, lebih banyak sektor usaha akan terbuka sepenuhnya," katanya, dikutip The Star, Minggu (5/9).
Dari sisi data Covid-19, The Star mencatat, Malaysia membukukan penambahan 19.057 infeksi baru Covid-19 pada Sabtu kemarin (4/9), sehingga jumlah total kasus di negara itu sejak pandemi mulai yakni mencapai 1.824.439.
Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan Selangor masih melaporkan infeksi baru terbanyak dengan 3.775 kasus.
Hanya tiga daerah yang melaporkan kurang dari 100 infeksi pada hari Sabtu - Perlis dengan 99, Putrajaya (18) dan Labuan (9).
![]() Twitter Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah |
Data Worldometers mengungkapkan, kasus total Malaysia mencapai 1.824.439 orang, setelah ada penambahan kasus baru 19.057. Jumlah kematian total di Malaysia mencapai 17.883 orang, dan kasus kematian baru per Sabtu kemarin sebanyak 362 orang.
Adapun total kesembuhan mencapai 1.550.254, kasus sembuh harian bertambah 21.582, sementara kasus aktif sebanyak 256.302.
Lantas apa alasan Malaysia memberlakukan masa transisi dan membuka sektor usaha?
Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin mengatakan memang dalam 2 bulan ke depan warga Malaysia akan menyesuaikan diri dengan pola pikir baru berdampingan dengan virus tetapi pembelakuan ini masih akan dipantau pemerintah.
"Begitu kita mencapai fase endemi, lebih banyak sektor usaha akan terbuka sepenuhnya," katanya.
"Kami targetkan akhir Oktober kabinet akan memutuskan pada saat itu kapan titik akhirnya," kata Khairy, pada wawancara media tentang rencana kementeriannya untuk 100 hari ke depan.
Adapun suatu penyakit dikatakan menjadi endemi apabila penyakit tersebut terus-menerus menginfeksi pada populasi atau wilayah tertentu.
Dia mengatakan, tugas pemerintah ke depan adalah mengkondisikan pemahaman publik Malaysia tentang bagaimana menjalankan aktivitas yang biasa mereka lakukan sambil memahami risikonya, yakni Covid-19.
Wajib memakai masker akan tetap berlaku, seperti halnya prosedur operasi standar Covid-19 vital lainnya seperti jarak fisik.
"Kita tinggal dua bulan lagi. Kami akan menerapkan SOP Covid-19 yang lebih mudah dipahami," katanya.
"[Ke] Perdana Menteri [sudah dibahas] dan saya sudah mulai berbicara tentang fase endemik. Dan Anda mulai melihat orang Malaysia di media sosial mengatakan mereka 'baik-baik saja' dengan itu dan mereka mengerti."
"Tapi ini bukan 'berlaku untuk semua', jangan salah paham. Kita tetap harus memakai masker, kita tetap harus menjaga jarak fisik di tempat-tempat ramai. Tetapi sebagian besar kegiatan yang kami nikmati di masa lalu akan diizinkan untuk dilanjutkan. Hanya saja, kita perlu tahu risikonya dan kita perlu mempersiapkan diri. Mudah-mudahan dengan vaksinasi dan kasus turun, kita bisa mulai normal," kata Khairy.
Negara ini menargetkan untuk bisa mencapai tingkat 80% orang dewasa yang divaksinasi penuh pada akhir Oktober. Rencana pembukaan sektor usaha ini termasuk dimulainya kembali konser dan acara dalam ruangan, tetapi Kemenkes masih akan berhati-hati.
"Konser, acara hiburan dalam ruangan... ini adalah sektor-sektor yang masih akan kami pertimbangkan berisiko tinggi, meskipun kami berada dalam fase endemik."
"Kita harus berhati-hati bagaimana memulai membuka sektor-sektor ini, dan ada faktor-faktor seperti ventilasi tempat yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu," kata Khairy.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Malaysia 'Meledak', 5 Alasan Ini Pemicu Utamanya!
