
Di Kawasan Terpencil, Inilah Proyek Raksasa Migas di Papua

Jakarta, CNBC Indonesia - Hutama Karya (Persero) tengah mengejar penyelesaian pembangunan proyek Joint Operation Engineering, Procurement and Construction (EPC) open access RU VII Kasim milik PT Pertamina, Sorong, Papua Barat. Proyek ini merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan oleh Hutama Karya.
Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto mengatakan cakupan yang dikerjakan perusahaan meliputi seluruh fase EPC pada 4 buat tangki berkapasitas masing-masing 110 mega barel, dermaga/jetty kapasitas 50.000 dead weight ton beserta fasilitas pendukung dan piping.
Proyek yang sudah mulai dikerjakan pada 22 Januari 2021 ini dapat selesai tepat waktu, yang direncanakan pada akhir tahun 2022 mendatang.
Pilihan Redaksi |
"Proyek open access merupakan PSN yang berguna untuk mempertahankan stabilitas supply dan stock crude oil, sehingga supply BBM dari kilang RU VII Kasim ke wilayah Indonesia Timur (Maluku, Papua, Papua Barat) tetap terjaga," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (3/8/2021).
Ferry bercerita mengenai kendala dalam pembangunan open access di kilang RU Kasim, Papua Barat ini. Mulai dari lokasi, material hingga sumber daya manusia.
"Tantangan utama yang kita hadapi adalah remote-nya (terpencil) lokasi proyek yang menyulitkan pendatangan material, alat dan 500 manpower. Namun dengan menggunakan jetty eksisting yang terdekat dari lokasi pekerjaan, pendatangan material dan alat ini menjadi lebih mudah," katanya.
Proyek ini menggunakan teknologi floating roof pada storage tank untuk meminimalisir output dari penguapan sehingga emisi tetap terjaga sesuai dengan regulatory compliance. Adanya proyek ini, menurut Ferry, akan berdampak pada penambahan supply minyak mentah dan BBM sehingga bisa memajukan perekonomian masyarakat di Indonesia Timur.
Proyek ini meningkatkan fasilitas pelabuhan khusus minyak bumi (jetty) dan juga membangun empat tangki bahan bakar minyak (BBM) baru di Kilang Kasim, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Fasilitas jetty akan dibangun dengan kapasitas 50 ribu dead weight tonnage/ tonase bobot mati (DWT). Jetty ini akan membuka serta memperluas akses bagi produk minyak mentah dari luar daerah dan bahkan luar negeri demi meningkatkan pasokan energi di kawasan timur Indonesia.
Sementara empat tangki baru yang dibangun masing-masing berkapasitas 110 ribu barel. Ini akan meningkatkan ketahanan pasokan BBM di Kilang Kasim menjadi 40 hari.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesawat Wings Air Rute Fak-Fak-Sorong Ditunda, Ini Alasannya!