Cerita Menlu Retno Soal Beratnya Evakuasi WNI di Afghanistan
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi buka suara mengenai evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan pada 20 Agustus lalu. Ini dipaparkan di depan anggota Komisi I DPR RI dalam rapat kerja yang diselenggarakan pada Kamis (2/9/2021).
Retno menyebut bahwa evakuasi itu merupakan proses yang sangat berat. Ia menyebut bahwa Indonesia perlu bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk Taliban dan NATO. Dalam proses itu, 26 Warga Negara Indonesia (WNI), 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan berhasil dibawa ke Indonesia.
"Ibu bapak, evakuasi ini merupakan salah satu evakuasi yang paling berat, yang sangat kompleks dan memerlukan perhitungan yang sangat masak," kata mantan dubes RI di Belanda itu.
Ada dua hal penting yang menjadi hambatan besar dalam proses evakuasi itu. Pertama adalah jaminan keamanan Taliban kepada paraevacueedari titik kumpul menuju Bandara Hamid Karzai Kabul.
"Pertama, keselamatan para evacuee dari titik KBRI menuju Bandara," ujar Retno.
"Dari sejak awal persiapan evakuasi, kita telah meminta jaminan keamanan kepada Taliban dan jaminan keamanan tersebut diberikan."
Selain itu, Retno juga menyebut bahwa hambatan juga datang dari izin mendarat di bandara Kabul. Saat itu, RI berkoordinasi dengan pihak NATO yang masih menguasai bandara.
"Kedua, memperoleh izin landing dan memastikan para evacuee dapat masuk pesawat dengan selamat karena pemberian izin dan pengelolaan bandara militer, semuanya dikelola oleh NATO," tambahnya.
Retno juga menyebutkan bahwa situasi di Afghanistan semakin tidak menentu setelah proses evakuasi WNI itu. Ia menyebut bahwa apabila proses evakuasi itu berjalan lambat, maka situasi semakin tidak aman. Apalagi pada tanggal 26 Agustus terjadi ledakan hebat di Bandara Kabul yang menewaskan 170 orang lebih.
"Sekali lagi, Alhamdulillah, kita diberi kemudahan oleh-Nya," tutup dia.
(sef/sef)