Gas Melimpah, Pemerintah Gencarkan Proyek Infrastruktur Pipa

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 September 2021 13:25
Tahun 2020 penuh tantangan bagi PGN, karena ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi COVID 19 yang sangat berdampak pada kinerja PGN.
Foto: PGN

Jakarta, CNBC Indonesia - RI dianugerahi sumber daya gas yang melimpah. Bahkan, potensi ke depannya adalah lebih besar gas dibandingkan minyak. Agar gas ini bisa diserap di dalam negeri, maka pemerintah akan terus mendukungnya dengan menggencarkan pembangunan proyek infrastruktur pipa gas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong penggunaan gas untuk pembangunan perekonomian di seluruh wilayah RI. Dia menyebut, transmisi jalur pipa kini tengah dikembangkan di Jawa Tengah dan Sumatera.

"Pemerintah dorong penggunaan gas untuk pembangunan di seluruh wilayah di negara ini. Seperti transmisikan jalur pipa, kembangkan di Jawa Tengah dan Sumatera menggunakan jalur pipa," paparnya dalam "The 45th IPA Convention and Exhibition 2021" secara virtual pada hari ini, Rabu (01/09/2021).

Dalam jangka panjang menurutnya suplai akan didapatkan dari lapangan migas yang telah ada saat ini dan sejumlah proyek baru yang kini tengah dikembangkan seperti proyek pengembangan laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD), Kasuri, dan Lapangan Abadi, Blok Masela.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, status 1 Januari 2020, potensi cadangan gas nasional mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TCF), dan cadangan terbukti mencapai 43,6 TCF. Dengan jumlah tersebut, ini bisa untuk mencukupi 19,9 tahun produksi ke depan. Sementara potensi cadangan minyak nasional 4,17 miliar barel dan cadangan terbukti minyak hanya 2,44 miliar barel atau hanya cukup untuk 9,5 tahun.

Menurutnya, gas ini banyak digunakan oleh industri pupuk dan juga transportasi.

"Consumer paling besar adalah fertilizer dan penggunaan gas di transportasi," lanjutnya.

Seperti diketahui, pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan meninggalkan energi fosil. Dalam masa transisi ini, gas menjadi alternatif karena merupakan salah satu sumber energi baru dan energi bersih.

"Gas akan jadi masa depan dengan energi baru dan bersama-sama dengan energi terbarukan lainnya," ujarnya.

Pemanfaatan gas bumi untuk bahan bakar kendaraan memiliki banyak faedah. Selain lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM), penggunaan gas bumi juga dinilai lebih hemat biaya.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Pembangunan SPBG Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad, sempat mengungkapkan bahwa penghematan jika menggunakan bahan bakar gas (BBG) bisa mencapai 13%. Pasalnya, harga BBG lebih murah dibandingkan dengan harga BBM per liternya. Harga BBG saat ini Rp 4.500 per liter setara premium (lsp), sementara harga BBM paling murah yakni solar saat ini Rp 5.150 per liter.

Sementara bila dibandingkan dengan bensin misalnya Premium, maka penghematan bisa lebih besar lagi, karena harga Premium kini sekitar Rp 6.450 per liter.

"Penghematan penggunaan BBG ini bisa mencapai sekitar 13% dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus sekitar 50 liter per hari dengan harga Rp 5.150 per liter. Jika menggunakan BBG biaya per lsp seharga Rp 4.500," tuturnya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Jumat (20/08/2021).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mangkrak 17 Tahun, Pipa Cirebon-Semarang I Siap Salurkan Gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular