Debat Panas Andre Vs Bahlil Bahas Pabrik Semen, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Persoalan perihal izin investasi pabrik semen menjadi salah satu topik pembahasan dalam rapat kerja Komisi VI DPR bersama Kementerian Investasi/BKPM di ruang rapat kerja Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (30/8/2021). Pembahasan itu bahkan menghadirkan perdebatan sengit antara Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Dalam kesempatan itu, Andre mengaku heran lantaran investasi pabrik semen masih ditemukan di daerah. Sementara pemerintah berkomitmen untuk melakukan moratorium. Untuk itu, Andre meminta persoalan itu diselesaikan.
Menanggapi tanggapan Andre, Bahlil mengaku bingung lantaran Andre lebih mengetahui izin investasi pabrik semen ketimbang dirinya. Menurut Bahlil, moratorium investasi pabrik semen telah diputuskan di rapat terbatas dan tidak pernah ada lagi izin yang diterbitkan.
Izin yang masih berlaku di Kalimantan Timur adalah pabrik dengan orientasi ekspor 82%-90%. Itupun, kata Bahlil, kontraknya sudah dilakukan sejak lama. Sementara izin pabrik semen di Papua masih dibolehkan lantaran supply and demand belum berimbang.
"Pabrik di Manokwari itu hanya mengkover 1,5 juta output-nya. Sementara di Papua sekarang menjadi 1,8 juta-1,9 juta. Lebihnya nggak. Jadi saya mohon juga, mohon maaf pimpinan, ini jangan menjadi bola liar. Seolah-olah bahwa kami di Kementerian Investasi mengeluarkan izin lain. Tolong sampaikan izin mana itu?," kata Bahli.
Merespons penjelasan Bahlil, Andre mempertanyakan cara pemerintah mengontrol output pabrik semen di Kaltim agar benar-benar untuk ekspor. Sebab, menurut dia, ada kelemahan pemerintah dari sisi pengawasan untuk berbagai hal, termasuk soal tenaga kerja.
"Apalagi soal ekspor. Tiba-tiba dia ngakunya ekspor ternyata nggak. Nah ini yang pak menteri perlu (awasi)," ujar Andre.
"Jadi kita mengkritik pemerintah dalam rangka mendukung pemerintah. Itu perlu digarisbawahi pak menteri. Kita ini partai pendukung pemerintah. Itu pak menteri pahami dulu," lanjutnya.
Bahlil memastikan permasalahan ini akan diselesaikan. Ia pun meminta salah satu deputi untuk melakukan audit dari pada produksi seluruh semen. Nanti akan dibandingkan total kapasitas produksi dengan realisasi dan permintaan.
"Sebenarnya saya nggak mau ngomong ini tapi tolong juga jangan saya dianggap main-main dengan urusan ini, Pak Andre. Saya sejak mahasiswa nggak pernah main-main. Dan ini saya akan usut betul Pak Andre. Tetapi kalau seandainya kapasitas terpasang lebih besar dari pada kapasitas produksi dan kemudian permintaan semen naik maka kami akan membuat kebijakan baru," ujar Bahlil.
Lebih lanjut, dia pun mengaku paham 'cara main' terkait persoalan ini.
"Kita ini pedagang pak, kok tahu cari main begini, kalau kita sudah mengakomodir aspirasi pertama Pak Andre yang mengusulkan untuk moratorium semen waktu itu kami masih kepala BKPM. Dan saya usulkan itu lewat ratas. Dan tidak mungkin saya mau menjilat lidah saya untuk mengambil itu. Kalau untuk saya urusan begini nggak perlu meragukan merah putih saya," tegas Bahlil.
Lebih lanjut, Andre mengapresiasi keinginan Bahlil agar permasalahan seputar kapasitas produksi dengan realisasi dan permintaan semen dibuka.
"Kami meyakini kapasitas produksi kita 120 juta ton, hanya permintaan kita 60 juta ton. Itu faktanya. Bagus itu dibuka," kata Andre.
(miq/miq)