
Ratusan Triliun Investasi Migas Nunggu Pinjaman Bank Nasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut sektor hulu migas sangat berpotensi mendapatkan pembiayaan perbankan nasional. Pembiayaan ini bisa digunakan untuk kegiatan ekspansi hulu migas.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Strategi Bisnis, Manajemen Risiko & Perpajakan SKK Migas, Eka Bhayu Setta. Berdasarkan catatan SKK Migas, pada 2014 perbankan nasional pernah menyalurkan kredit sektor hulu migas di atas Rp 50 triliun.
Dia menyebut, ke depan diproyeksikan pembiayaan dari perbankan akan meningkat dengan bertambahnya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi di sektor hulu migas. Apalagi, lanjutnya, kegiatan hulu migas terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Dan seperti kita tahu juga saat ini perkembangan harga minyak mulai membaik sampai dengan US$ 70 per barel. Harapannya, dengan pemulihan kondisi minyak global akan juga meningkatkan investasi kegiatan hulu migas. Ujungnya akan berikan kesempatan pada kegiatan perbankan untuk membantu," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (30/08/2021).
Investasi di sektor hulu migas RI pada 2021 ini ditargetkan mencapai US$ 12,3 miliar atau sekitar Rp 177 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$). Dari target ini, dia sebut kontribusi perbankan nasional hanya sekitar Rp 12,6 triliun.
"Angka ini berkurang dari tahun lalu karena kondisi Covid-19. Harapannya, ke depan kondisi membaik dan harga minyak juga membaik, tentunya akan di-support kegiatan investasi di perbankan dan geliat ekonomi yang dibantu oleh sektor perbankan akan memberikan bantuan dan kesempatan yang besar pada kegiatan hulu migas," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kemampuan pembiayaan perbankan nasional pada 2020 mencapai Rp 5.482 triliun. Artinya, investasi migas RI hanya 3% dari kemampuan pembiayaan nasional. Dia mengatakan, sesungguhnya potensi perbankan nasional untuk dapat membiayai investasi hulu migas ini sangat besar.
"Kebutuhan investasi hulu migas dengan kisaran US$ 12 miliar atau sekitar 3% dari kemampuan pembiayaan perbankan nasional tersebut, investasi ini lebih kecil dibandingkan kemampuan perbankan nasional," paparnya dalam webinar, Kamis(19/08/2021).
Dwi menjelaskan, investasi hulu migas memiliki jangka waktu proyek yang lama. Oleh karena itu, diharapkan ini bisa disikapi sektor perbankan nasional dengan menawarkan tingkat suku bunga yang lebih kompetitif.
"Sehingga bank nasional dapat bersaing dengan bank asing dalam pembiayaan proyek migas," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kejar 1 Juta Barel Minyak, Peran Bank Nasional Dinanti