Riset

Ronaldo Pulang Kampung, 'Setan Merah' Bakal Cuan Gede

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 August 2021 10:36
Soccer Ronaldo FIFA Gala
Foto: AP/

Tidak hanya membantu kinerja di atas lapangan, kembalinya Ronaldo ke klub Inggris berpeluang membuat kinerja Mancehster United kian kinclong di atas laporan keuangan. Sebagaimana diketahui, pemain bola dalam industri olah raga ini merupakan aset pendongkrak nilai brand dari klub bola tersebut, terkait dengan royalti, merchandise, dan lain-lain.

Dengan bergabungnya Ronaldo, yang saat ini menjadi salah satu pemain bola terpopuler di media sosial, pamor klub sepak bola tertua di dunia tersebut bakal kembali moncer, karena bintang besar tersebut berpeluang menaikkan nilai brand perusahaan dan angka penjualan dari berbagai lini pemasukannya.

Setidaknya, itulah yang dipercayai publik pemegang saham. Di bursa New York, saham Manchester United PLC kemarin ditutup di harga US$ 18,29 per saham atau setara Rp 261.970/ saham pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (27/8/2021). Saham berkode MANU tersebut terhitung melesat 5,8% dalam sehari

Dengan "pulang kampung" saja, Ronaldo berhasil mendongkrak nilai kapitalisasi pasar Manchester United sebesar US$ 275 juta, atau setara dengan Rp 3,9 triliun, dalam sehari. Hal ini belum memasukkan manfaat lanjutan berupa capaian skor dan sejumlah hal lain.

Manchester United memang sedang membutuhkan suplemen untuk mendongkrak kinerjanya. Pendapatan klub bola tersebut sepanjang 2020 tertekan akibat pandemi, dengan nilai pendapatan US$ 629,6 juta, atau anjlok nyaris seperlima dibandingkan dengan capaian setahun sebelumnya sebesar US$ 786,4 juta.

Profitabilitasnya pun merosot, dengan mencetak rugi bersih senilai US$ 32 juta pada tahun lalu, atau berbalik dari capaian laba bersih sepanjang 2019 senilai US$ 26 juta. Kondisi tersebut pun kian memperburuk arus kasnya.

Sebagai catatan, Manchester United menurut data Swiss Ramble saat ini menjadi klub dengan nilai utang terbesar kedua di Liga Inggris, dengan nilai US$ 1 miliar. Tottenham Spurs berada di posisi terburuk, dengan nilai utang US$ 1,6 miliar.

Pandemi memang menjadi pemicu situasi itu, seiring dengan larangan menonton pertandingan bola di lapangan, hingga berubahnya preferensi belanja masyarakat dengan mengurangi konsumsi barang non-primer seperti merchandise bola akibat tekanan ekonomi di era pandemi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular