Pandemi Menurunkan Kualitas Kesehatan di RI

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
Kamis, 26/08/2021 14:37 WIB
Foto: Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sonny Harry B. Harmadi di acara Sarasehan 100 Ekonom. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi ternyata berpotensi menurunkan kualitas kesehatan masyarakat, bukan hanya karena Covid-19 tetapi juga penyakit lainnya. Hal ini memerlukan rehabilitas jangka panjang untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Akademisi Institut 10 November Sonny B Harmadi dalam 'Sarasehan Virtual 100 Ekonom 2021' yang mengupas tentang bagaimana reformasi struktural bisa mendorong pertumbuhan, Kamis (26/8/2021).

"Akan terjadi potensi penurunan kualitas masyarakat, karena selama kita harus konversi layanan dari rumah sakit non covid menjadi covid. Masyarakat juga mengurangi kunjungan ke faskes kaya vaksinasi. Hal ini membutuh rehabilitasi yang mahal," ujarnya.


Sonny mengatakan life expectancy Indonesia saat ini berada di 70,7 tahun. Namun rasio healthy life berasa di 62 tahun. "Artinya sisa umur 9 tahun dengan kondisi sakit. Padahal kondisi selama sisa umur itu tergantung perilaku sebelum usia 60 tahun," ujarnya.


Sonny yang juga menjabat Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, mengatakan khusus untuk Covid-19, penanganan harus dilakukan dari hulu, yaitu pencegahan dan promotif. "Ini lebih sulit kalau ini sebuah investasi karena tidak keliatan," ujarnya.

"Kampanye pakai masker, jaga jarak upayanya tidak terlalu kelihatan dibandingkan beli ventilator," ujarnya.

Menurut Sonny, dengan kombinasi kebijakan kesehatan di hulu makan pengeluaran di hilir akan jauh lebih hemat."Karena kita punya target antara ekspektasi hidup dan kesehatan jadi orang bisa panjang umur dan sehat dan ini tergantung pada upaya preventif dan promotif," ujarnya.


(dob/dob)
Saksikan video di bawah ini:

Video:Prabowo Resmikan KEK Sanur, RI Siap Jadi Pusat Wisata Medis Asia