Sarasehan 100 Ekonom

Defisit APBN Lampaui 3%, Kemenkeu Jelaskan Uangnya untuk Apa

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 26/08/2021 11:49 WIB
Foto: Paparan Badan Kebijakan Fiskal RI, Febrio Kacaribu di acara sarasehan 100 ekonom (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah hanya memiliki waktu satu tahun untuk mengembalikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) ke bawah 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Banyak ekonom menilai batas pelebaran tersebut diperpanjang.

"Ini bukan hanya masalah 3% saja. Masalahnya adalah kalau kita punya uang, uangnya digunakan untuk apa. Itu pertanyaan paling penting," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kancaribu dalam acara Sarasehan 100 Ekonom secara virtual, Kamis (26/8/2021)

Menurut Febrio, kualitas belanja harus dipastikan terlebih dulu sebelum defisit anggaran diperlebar. Agar utang yang ditarik pemerintah tidak menjadi sia-sia. "Misalnya pendidikan itu dapat 20% sekitar Rp 500 triliun dan itu untuk apa, kualitasnya seperti apa itu menjadi pertanyaan," jelasnya.


Begitu juga dengan kesehatan, di mana ada batas tertentu yang harus dianggarkan setiap tahunnya. "Kesehatan sudah jelas. Reformasi kesehatan, daya dukung kesehatan, ketahanan hrs diperkuat. Kita harus bisa nambah dokter dan nurse-nya harus ditingkatkan," terang Febrio.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil