PT Timah Jajaki Perusahaan Eropa Garap Harta Karun Langka RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 August 2021 11:05
Logam Tanah Jarang
Foto: Logam Tanah Jarang

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan, PT Timah Tbk (TINS), sedang melakukan penjajakan dengan salah satu perusahaan Eropa untuk menggarap "harta karun" super langka yang menjadi incaran banyak negara.

"Harta karun" super langka tersebut adalah logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element. Banyak negara yang mengincar LTJ karena dibutuhkan untuk bahan baku berbagai perlengkapan berteknologi canggih.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan.

"Eropa," ucapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/08/2021), saat ditanya dari mana calon mitra PT Timah Tbk untuk menggarap logam tanah jarang.

Akan tetapi, pihaknya belum bersedia menyampaikan nama perusahaan asal Eropa yang berpotensi menjadi mitra PT Timah untuk menggarap "harta karun" super langka ini.

"Maaf saya belum bisa share (nama perusahaannya)," lanjutnya.

Adapun kriteria calon mitra yang dicari adalah perusahaan yang memiliki teknologi yang terbukti bisa mengolah bijih LTJ menjadi logam.

"Kita saat ini sedang mencari partner dan menjajaki beberapa perusahaan yang memiliki teknologi proven untuk pengolahannya menjadi logam," ungkapnya.

Dia mengatakan, sebagai produsen timah, pihaknya tertarik untuk mengembangkan logam tanah jarang ini karena ini merupakan mineral ikutan dari mineral timah.

"Mineral tanah jarang adalah mineral ikutan timah," tuturnya.

Indonesia memang belum memiliki data utuh terkait total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya penelitian dan survei geologi terkait LTJ di Tanah Air.

Namun berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, sumber daya logam tanah jarang yang berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.

Endapan plaser ini banyak dijumpai pada lokasi kaya sumber daya timah seperti di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan selatan Kalimantan Barat.

Pusat Sumber Daya Geologi-Badan Geologi pada 2014 melakukan kajian untuk mengetahui potensi sumber daya LTJ dalam endapan tailing di wilayah Pulau Bangka dengan menggunakan metoda interpretasi remote sensing.

Hasil kajian menunjukkan tebal endapan tailing 4 m s.d. 6 m, luas total endapan tailing 500.000 ha, sehingga diperoleh volume 5.500.000.000 m3. Dengan kadar total LTJ 9,5 gr/m3, maka tonase LTJ mencapai 52.387.500.000 gr atau 52.000 ton.

Sementara untuk endapan lateritik terdapat di beberapa wilayah seperti Parmonangan, Tapanuli, Sumatera Utara, Ketapang, Kalimantan Barat, Taan, Sulawesi Barat, dan Banggai, Sulawesi Tengah.

Adapun sumber daya LTJ dari endapan lateritik yang diteliti dari beberapa wilayah tersebut mengandung 20.579 ton.

Logam tanah jarang merupakan salah satu komoditas mineral yang bisa digunakan untuk banyak peralatan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai bahan baku sumber energi untuk baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika.

Bahkan, ini juga bisa dijadikan bahan baku pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB), lalu bahan baku industri pertahanan hingga kendaraan listrik.

Adapun negara pemilik cadangan terbesar logam tanah jarang di dunia yaitu China. Tak hanya itu, China bahkan produsen logam tanah jarang terbesar di dunia. Namun selain China, ada beberapa negara lainnya yang juga memiliki cadangan besar logam tanah jarang ini, antara lain Amerika Serikat, Rusia, Asia Selatan, Afrika bagian selatan, dan Amerika Latin.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ssttt.. BUMN Ini Bakal Garap Harta Karun Super Langka RI!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular