Ada Apa Mr Biden? Diam-diam CIA Bertemu Bos Taliban
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan intelijen internasional milik Amerika Serikat (AS) dikabarkan melakukan pertemuan dengan kelompok Taliban pada Senin (23/8/2021). Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama antara kedua pihak setelah Taliban mengambil alih Afghanistan
Dalam laporan Washington Post, pertemuan itu langsung dihadiri Direktur CIA William Burns dan pendiri sekaligus pimpinan Taliban, Abdul Ghani Baradar. Dalam pertemuan itu, keduanya dilaporkan membahas rencana penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan juga beberapa kondisi-kondisi bila Taliban memimpin.
"Pertemuan itu juga menggarisbawahi pandangan di dalam pemerintahan bahwa mereka membutuhkan pemahaman yang lebih jelas tentang di mana posisi Taliban dalam beberapa masalah saat waktu terus berjalan menuju tenggat waktu 31 Agustus untuk menarik pasukan dari negara itu," kata seorang pejabat kepada CNN International, dikutip Rabu (25/6/2021).
Menurut sumber lainnya pertemuan itu difasilitasi oleh Qatar. Qatar sendiri dipercayakan untuk mengontrol penuh kemajuan dan perdamaian di negara itu. Lebih lanjut, pertemuan itu dilaporkan merupakan perintah langsung Presiden AS Joe Biden.
AS telah mengevakuasi ribuan orang dari bandara Kabul yang ingin melarikan diri dari negara itu setelah Taliban berhasil menguasai negara itu. Namun proses itu sangatlah kacau dengan warga yang berbondong-bondong mengerubungi setiap pesawat yang ada untuk lari.
Sementara itu, Biden tetap yakin bahwa AS akan menyelesaikan misinya pada 31 Agustus mendatang. Ia memang sempat mengungkapkan bahwa diskusi sedang berlangsung tentang kemungkinan perpanjangan tenggat waktu, tetapi Taliban memberi isyarat bahwa mereka memandang tanggal itu sebagai tanggal yang pasti.
"AS harus mematuhi penarikan pasukan dari Afghanistan pada tanggal ini. Jika tidak, itu akan menjadi pelanggaran yang jelas," kata Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
AS mengirimkan pasukannya ke Afghanistan setelah tragedi 9/11 yang terjadi pada 2001 lalu. Di sana pasukan-pasukan yang diklaim sebagai militer terkuat dunia itu berperang melawan beberapa kelompok militan seperti Al Qaeda dan Taliban.
Namun dengan Taliban, pada Februari 2020 lalu AS dan sekutu NATO nya bersepakat untuk mengakhiri konflik bersenjata. Syarat yang dibebankan Gedung Putih terhadap Taliban adalah agar kelompok itu mencegah kelompok militan internasional lainnya mendirikan pangkalan di Afghanistan.
(sef/sef)