Buka-Bukaan Sama Barang Impor, RI Disebut Menperin Telanjang!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 13:55 WIB
Foto: Lidya Kembaren

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan proteksi yang fair terhadap produk dalam negeri perlu didorong, alasannya karena banyak sekali produk asing yang mudah masuk ke pasar Indonesia. Di sisi lain negara lain juga melakukan proteksi terhadap produknya di dalam negeri mereka.

"Safeguard di China itu ada 1.020, Thailand 266, Filipina 307, sementara Indonesia hanya 102, kita telanjang Pak, begitu gampang produk luar negeri masuk ke Indonesia," katanya dalam Raker dengan Komisi VII, DPR RI, Rabu (25/8/2021).

Safeguard merupakan tarif impor tambahan yang dikenakan suatu negara, terhadap produk impor yang dianggap terbukti mengganggu industri dalam negerinya. Sehingga barang impor tersebut bisa dikendalikan karena harganya tak bisa bersaing lagi terkena tarif impor safeguard, sesuai ketentuan WHO.


"Begitu juga dengan anti dumping India itu ada 280, Filipina 250, sementara Indonesia hanya 40. Walaupun implementasi anti dumping ini harus hati-jati karena kita perlu harmonisasi jangan sampai safeguard di hulu mengganggu di hilir, begitu juga sebaliknya," tambahnya.

Agus mengatakan untuk melindungi industri dalam negeri ada beberapa instrumen yang bisa dilakukan. Mulai dari larangan terbatas, pre ship inspection, pengaturan entry point pelabuhan, hingga menggunakan lembaga sertifikasi produk.

Begitu juga dengan mandatori SNI Wajib harus di dorong. Dia membandingkan produk SNI wajib di Uni Eropa mencapai 4.004, Amerika 1.405, sementara di Indonesia hanya 172.

"Sekali lagi kita telanjang pak, gampang produk asing masuk Indonesia," katanya.

Namun menurut Agus permasalahan lembaga sertifikasi produk di Indonesia saat ini terlalu banyak dan tidak memiliki laboratorium untuk kebutuhan SNI. Saat ini Kementerian Perindustrian tengah melakukan perbaikan lembaga sertifikasi produk Indonesia (LS Pro).

"LS Pro di Indonesia ini kebanyakan, kita lihat di Malaysia hanya 1, Jepang 1, India 1, kita ada 69, kita sedang dalam proses pembenahan LS Pro, karena banyak yang kalengan. LS Pro banyak kaleng. Karena banyak yang tidak punya laboratorium," katanya.

Agus mengatakan tengah merumuskan peraturan Menteri perindustrian untuk mewajibkan LS Pro memiliki laboratorium. Walaupun ada pengecualian bagi LS Pro yang melakukan investasi.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini