Pengusaha Pusing Kelangkaan Kontainer Tak Ada Jalan Keluarnya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
24 August 2021 16:35
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai saat ini persoalan krisis kontainer masih menghantui ekspor - impor. Dimana harga kontainer meningkat 5 - 6 kali lipat yang membuat pengusaha sulit untuk melakukan aktivitas perdagangan.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan sampai saat ini harga freight atau kargo naik hingga 600%, dia meminta jalan keluar kepada pemerintah.

"Harga freight naik 600%, apakah ada langkah dari pemerintah terkait naiknya biaya itu sebagai jalan keluarnya," kata Hariyadi, bertanya ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Rakornas Apindo, Selasa (24/8/2021).

Menurut Luhut sampai saat ini pemerintah pun masih mencari jalan keluar dari kelangkaan kontainer ini. Saat ini jajarannya dengan Kementerian Perhubungan masih membicarakan hal ini dan belum mendapat jawaban pasti.

"Masalah kontainer ini terjadi diseluruh dunia, kita masih mencari jalan keluarnya bersama Menteri Perhubungan mengenai kontainer ini, memang ramai dibicarai soal ini. Tapi jawaban belum didapatkan, tapi kita masih kerjakan," kata Luhut.

Sebelumnya, Ketua Asoiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto mengatakan kelangkaan kontainer ini masih menyulitkan pengusaha. Kelangkaan ini terjadi karena tidak seimbangnya perdagangan di tengah pandemi sehingga arus kontainer tidak maksimal.

"Masih sangat terganggu sama kelangkaan kontainer, salah satu customer ekspor furniture di Jawa Tengah itu nggak dapat-dapat (kontainer), harga naik 3 - 5 kali lipat. Pembeli juga jadi tahan dulu sampai harga kontainer turun. Tapi dia tunggu-tunggu tidak kunjung turun," Kata Mahendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/8/2021).

Akibatnya banyak stok barang yang menganggur karena tidak terjual. Sehingga membuat pengusaha itu merumahkan karyawannya.

Kelangkaan kontainer ini disebabkan karena supply shortage yang menyebabkan freight rate naik secara signifikan. Hal ini karena tidak seimbangnya perdagangan ekspor - impor, membuat kapal tidak mendapat muatan penuh untuk perjalanan pulang dan pergi.

Sehingga aktivitas kapal dikurangi oleh perusahaan perkapalan, yang membuat kelangkaan kontainer hingga membengkaknya ongkos kirim.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Baik! Kelangkaan Kontainer Eksportir Bakal Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular