Korban Jiwa Berjatuhan, 7 Orang Tewas di Bandara Kabul

Ratu Rina, CNBC Indonesia
Minggu, 22/08/2021 17:00 WIB
Foto: Bandara udara internasional Kabul di Afganistan mencekam. Mengutip video Reuters, ribuan orang memenuhi bandara tersebut Minggu (15/8/2021) malam waktu setempat. (Dok: tangkapan layar Twitter Nicola Careem)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Inggris melaporkan sedikitnya tujuh warga Afghanistan meninggal dunia di dekat bandara internasional Kabul di tengah kekacauan mereka yang berusaha melarikan diri dari Taliban, hal ini seperti dilansir Aljazeera, Minggu (22/8).

Namun kementerian pertahanan Inggris tidak merinci kapan mereka meninggal dan apakah 4 dari korban meninggal tersebut meninggal pada hari 21 Agustus 2021 kemarin.

Bandara dipenuhi dengan ribuan orang yang mencoba melarikan diri dari Taliban, yang menguasai Kabul seminggu yang lalu. Berdasarkan gambar-gambar yang beredar, terlihat orang-orang yang berpegangan pada jet meningkatkan peringatan atas proses evakuasi yang lambat yang dipimpin oleh negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Orang-orang berdesakan dan luka-luka dalam kerumunan selama beberapa hari terakhir.


Kedutaan Amerika Serikat mengeluarkan peringatan keamanan baru, memberitahu warga untuk tidak melakukan perjalanan ke bandara Kabul kecuali diinstruksikan oleh perwakilan pemerintah AS. Sementara itu, Presiden Joe Biden memperingatkan bahwa dia tidak dapat memprediksi kapan evakuasi "pengangkutan udara paling sulit dalam sejarah" ini selesai.

Berikut Perkembangan Terkini di Afghanistan:

(07:45 GMT)

Maskapai nasional Pakistan menangguhkan penerbangan ke Afghanistan Abdullah Hafeez Khan, juru bicara Pakistan International Airlines mengatakan maskapai itu telah menangguhkan penerbangan dari Kabul dan tidak mengevakuasi siapapun saat ini.

Hafeez Khan mengatakan bahwa maskapai tidak memiliki pengaturan saat di darat dan tidak memiliki fasilitas yang memadai di bandara internasional Kabul untuk mengoperasikan penerbangan evakuasi.

Menurutnya, penangguhan itu bersifat sementara dan maskapai akan melanjutkan operasinya setelah ada pengaturan yang memadai telah dibuat di sana.

(07:38 GMT)

Hashmat Ghani: Warga Afghanistan harus menerima pemerintahan Taliban.

Hashmat Ghani, saudara laki-laki dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang digulingkan, mengatakan telah menerima pengambilalihan negara oleh Taliban, tetapi telah menyerukan pembentukan pemerintahan yang inklusif.

Berbicara kepada Al Jazeera dari rumahnya di Kabul barat pada (21/08/2021), Ghani mengatakan mengakui tatanan baru di Kabul adalah kebutuhan "bagi rakyat Afghanistan" pada saat pasukan asing tinggal beberapa hari lagi dari penarikan pasukan terakhir mereka.

Ghani, seorang pengusaha dan kepala suku dari populasi nomaden Kochi Afghanistan, telah bertemu dengan para pemimpin Taliban selama beberapa hari terakhir. Dia mengatakan dia setuju untuk mengakui transisi kekuasaan sebagai sinyal untuk tokoh politik dan budaya yang berpengaruh, serta para pengusaha.

(07:25 GMT)

AS, Spanyol setuju penggunaan pangkalan militer di Spanyol untuk pengungsi Afghanistan

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez sepakat dua pangkalan militer di Spanyol selatan dapat digunakan untuk menerima warga Afghanistan yang telah bekerja untuk pemerintah AS.

"Pedro Sanchez dan Joe Biden menyetujui penggunaan pangkalan Moron dan Rota untuk menampung warga Afghanistan yang bekerja dengan AS saat transit ke negara lain," sebuah pernyataan dari pemerintah Spanyol.

Dikutip dari sebuah cuitan di Twitter pada (21/08/2021), Sanchez mengatakan "Saya baru saja melakukan percakapan yang bermakna dengan Presiden Joe Biden di mana kami telah membahas beberapa topik yang menjadi kepentingan bersama, terutama situasi di Afghanistan dan kolaborasi antara pemerintah kami dalam evakuasi warga dari negara itu."

(06:32 GMT)

Militer Inggris: 7 warga Afghanistan meninggal dalam kekacauan di sekitar bandara Kabul

Tujuh warga sipil Afghanistan meninggal dalam kekacauan di sekitar bandara internasional Kabul.

"Kondisi di lapangan tetap sangat menantang tetapi kami melakukan segala yang kami bisa untuk mengelola situasi seaman dan seaman mungkin," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.

(06:32 GMT)

Warga Afghanistan menghadapi kondisi 'mustahil' melawan waktu untuk melarikan diri dari Kabul

Puluhan ribu warga Afghanistan berlomba untuk meninggalkan negara mereka ketika AS memperingatkan ancaman keamanan di bandara Kabul dan Uni Eropa mengatakan "tidak mungkin" untuk melakukan evakuasi semua orang yang berisiko dari Taliban.

Warga Afghanistan yang ketakutan masih berusaha melarikan diri, memperparah tragedi di bandara Kabul di mana AS dan sekutunya tidak mampu mengatasi sejumlah besar orang yang mencoba melakukan penerbangan evakuasi.

"Mereka menunjukkan paspor mereka kepada kami dan berteriak: 'Bawa kami bersamamu... tolong bawa kami bersamamu'," kata seorang jurnalis AFP.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarik Banyak Wisman, Prabowo Mau Tambah Rute Internasional