Ada Kesenjangan Besar, Xi Jinping Buru Crazy Rich China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 19/08/2021 20:04 WIB
Foto: Presiden dan pemimpin partai China Xi Jinping menyampaikan pidato pada upacara peringatan seratus tahun Partai Komunis yang berkuasa di Beijing, China, Kamis, 1 Juli 2021. (Li Xueren/Xinhua via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat adanya kesenjangan kekayaan yang cukup besar Presiden Xi Jinping mengatakan China akan mulai mengatur kekayaan yang berlebihan, memastikan "kemakmuran bersama" di dalam negeri.

Media pemerintah China Xinhua pada Kamis (19/8/2021) melaporkan pengumuman tersebut menandakan China mengambil sikap yang lebih keras terhadap distribusi kekayaan yang tidak merata di negara tersebut.

Pengumuman itu dibuat pada pertemuan ke-10 Komite Sentral untuk Urusan Keuangan dan Ekonomi. Perdana Menteri Li Keqiang, Ketua Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok Wang Yang, dan pejabat dari berbagai kementerian lainnya hadir dalam pertemuan tersebut.


Pemerintah China mengatakan telah menjalankan kebijakan ekonomi yang longgar untuk memungkinkan beberapa orang dan daerah menjadi kaya terlebih dahulu.

Pejabat pada pertemuan tersebut berjanji untuk memperluas kelas menengah China dan meningkatkan pendapatan kelompok berpenghasilan rendah, menurut ringkasan pertemuan yang diterbitkan oleh Xinhua.

Dalam upaya untuk mendistribusikan kekayaan secara lebih merata, China juga akan mengatur "penghasilan yang terlalu tinggi", meskipun para pejabat pada pertemuan tersebut tidak merinci apa yang dimaksud dengan pendapatan yang "berlebihan".

Dilansir dari Insider, pertumbuhan China dalam dua dekade terakhir telah meroket, dengan PDB tumbuh dari US$ 2,23 triliun pada tahun 2000 menjadi US$ 11,8 triliun pada tahun 2020. Tahun lalu, meskipun ada pandemi, China adalah satu-satunya negara besar di dunia yang mencatat pertumbuhan ekonomi.

Negara ini juga memiliki kesenjangan kekayaan yang sangat besar. Pada tahun 2020, 20% penduduk China terkaya memperoleh lebih dari 10 kali lipat 20% penduduk termiskin, menurut Bloomberg.

Sementara pada tahun 2018, 10% orang terkaya di negara itu memperoleh 41% pendapatan, sedangkan 50% populasi termiskin hanya memperoleh 14,4% dari total pendapatan, menurut Database Ketimpangan Dunia.

Xi telah menjadikan pembangunan "masyarakat yang cukup makmur" sebagai tujuan sejak ia mengambil alih kepemimpinan pada 2012. Ia berjanji untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem dalam dekade ini.

Pada tahun 2020, negara berpenduduk 1,4 miliar itu mengklaim telah mencapai tujuan itu dalam delapan tahun, mengangkat hampir 100 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem, menurut laporan BBC. Tetapi para ahli membantah kebenaran klaim ini karena definisi garis kemiskinan China adalah US$ 1,69 dibandingkan dengan US$ 1,90 Bank Dunia.


(dob/dob)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Xi Jinping Dan Putin Desak Israel dan Iran Akhiri Konflik