
Mal-Mal DKI Buka Tapi Masalah Baru Muncul, Bos Ritel Komentar

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sudah mengizinkan pusat perbelanjaan atau mal termasuk di DKI Jakarta untuk kembali beroperasi sejak pekan lalu dengan kapasitas pengunjung 25%, bahkan kini bisa ditingkatkan sampai 50% kapasitas pengunjung.
Namun, pengusaha masih belum berharap banyak, karena setelah mal buka ternyata masih banyak persoalan yang dihadapi pengusaha khususnya para pemilik toko, seperti permodalan, tenaga kerja, hingga kepastian usaha tetap buka.
"Saat ini ada kesempatan recovery namun perlu waktu. Pasti butuh waktu yang nggak singkat," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin kepada CNBC Indonesia, Kamis (19/8)..
Saat ini banyak pelaku ritel yang kondisinya sedang menurun, misalnya saja Giant hingga melakukan pemutusan hubungan kerja ribuan pegawainya. Di sisi lain, perlu waktu mengembalikan rasa percaya diri masyarakat untuk kembali berbelanja langsung di toko ritel.
"Kita menyatakan lebih baik dari sebelumnya, tapi apa sudah balik normal? belum, apalagi gimana penjualan, jauh di bawah target kita harapkan, tapi setidaknya relatif lebih baik dibandingkan sebelumnya," jelas Solihin.
Saat mal sudah boleh dibuka, tidak semua pelaku usaha ritel memanfaatkan kesempatan tersebut. Penyebabnya akibat keterbatasan dana, selama 1,5 tahun terakhir ini memang duit modal sudah habis untuk bertahan di tengah pandemi.
"Baru dapat kisi-kisi laporan, yang pasti belum sepenuhnya (buka), apalagi secara nasional ada beberapa daerah yang melarang. Tapi di kota besar seperti Jakarta, Bandung sudah mulai diizinkan dengan syarat-syarat tertentu," jelasnya.
Apalagi berdasarkan laporan sementara dari para pengelola mal setelah pusat perbelanjaan dibuka sepekan lebih, ternyata jumlah pengunjung masih sangat minim, jauh dari batas ambang maksimal 25%.
"Rata-rata tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan selama seminggu terakhir hanya berkisar 10% - 15% saja," kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja kepada CNBC Indonesia, Rabu (18/8/21).
Angka tersebut sangat kecil untuk ukuran pusat perbelanjaan bisa bertahan. Harapan muncul setelah pemerintah mengizinkan mal buka dengan kapasitas lebih besar yakni 50% mulai pekan ini.
"Pusat Perbelanjaan menyambut baik adanya tambahan pelonggaran yang diharapkan dapat terus dilakukan meski secara bertahap. Pelonggaran sangat diperlukan oleh Pusat Perbelanjaan dikarenakan beban berat yang harus dipikul selama penutupan operasional yang sudah memasuki minggu ketujuh," sebut Alphonsus.
Namun, pelonggaran kapasitas itu belum tentu mampu mengangkat jumlah pengunjung ke depan, apalagi beberapa daerah masih menerapkan PPKM level 4.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi